Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan ia tidak berharap mulainya perundingan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris akan tertunda atas hasil pemilu Inggris baru akan diketahui pada pekan ini.
Kekhawatiran terkait penundaan tersebut meningkat setelah Partai Konservatif Inggris gagal mengamankan kursi mayoritas di Parlemen dan kejelasan hasil dalam pemilihan yang berlangsung Kamis (8/6).
Perundingan tentang Brexit antara Inggris dengan 27 anggota Uni Eropa lainnya dijadwalkan dimulai pada 19 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami siap. Kami telah melengkapi panduannya, kerangka kerja perundingan itu,” kata Merkel, Jumat (9/6) saat mengunjungi Mexico City dan diberitakan
CNN.
“Dan dari semua yang saya dengan saat ini dari Inggris, mereka akan menghargai jadwal negosiasi tersebut. Kami ingin melakukannya dengan cepat, menghargai tenggat waktu yang sudah diatur. Saat ini, saya tidak melihat adanya hambatan untuk melakukan negosiasi sesuai rencana,”
Baik Inggris maupun Uni Eropa mesti sudah mencapai mufakat selambatnya Maret 2019 untuk menghindari konflik keluar dari blok tanpa kesepakatan.
“Kami tidak tahu kapan perundingan Brexit akan dimulai,” kata Presiden Konsil Eropa Donald Tusk, melalui akun Twitter resminya.
“Kami tahu kapan hal tersebut akan berakhir. Lakukan yang terbaik untuk menhindari ‘tidak sepakat’ sebagai hasil dari ‘tanpa negosiasi’.” lanjutnya.
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mengatakan ia juga siap membicarakan dan berharap pemilu Inggris tidak akan berdampak serius.
Michel Barnier, kepala negosiasi Brexit dari UE, mengindikasikan melalui Twitter bahwa UE siap untuk lebih bersabar.
Hal ini menunjukkan bahwa perundingan Brexit tidak akan dimulai sampai situasi politik di Inggris telah usai.
Beberapa pejabat Uni Eropa dan anggota Parlemen Eropa membidik Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Partai Konservatif.
Juru bicara kelompok terbesar di Parlemen Eropa, Partai Rakyat Eropa, Siegfried Muresan, mengatakan melalui Twitter bahwa Eropa telah siap membahas Brexit meski tidak menginginkan pecah kongsi itu terjadi.
“UE tidak menginginkan Brexit, namun telah siap menegosiasikannnya sejak tahun lalu. Inggris menginginkannya, namun mereka masih belum siap untuk negosiasi,” katanya.
“Faktanya adalah, Inggris tidak memiliki pilihan yang baik. Sejak 24 Juni 2016 (tanggal referendum UE). Sangat disayangkan,”