Jakarta, CNN Indonesia -- Parlemen Amerika Serikat akan mencecar Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengenai pemotongan anggaran kementeriannya yang bertentangan dengan kepentingan luar negeri negara dalam sidang Kongres hari ini, Selasa (13/6).
Tak hanya itu, dia juga akan ditanyai soal hubungan pemerintahan Presiden Donald Trump dengan Rusia, termasuk hubungan pribadi Tillerson yang dekat dengan pemerintahan Presiden Vladimir Putin saat menjadi bos ExxonMobil.
Audiensi Kongres hari ini disebut momen langka bagi Senat dan Dewan Perwakilan untuk menanyai Tillerson, yang dianggap belum memberi kesaksian secara terbuka di Capitol Hill saat uji kelayakannya pada Januari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum mendengar banyak dari Tillerson dan apa yang telah saya dengar darinya selama ini belum menjawab kekhawatiran saya," ucap legislator Partai Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Dengar pendapat hari ini diperkirakan akan didominasi persoalan kedekatan pemerintah dengan Rusia, musuh bebuyutan AS. Baik Partai Republik maupun Demokrat selama ini khawatir bahwa Tillerson akan bersikap terlalu "lunak" pada Moskow sebagai menlu lantaran kedekatannya dengan Rusia di masa lalu.
Sejak menjabat secara resmi di Gedung Putih, pemerintahan Donald Trump selalu dibayangi oleh tudingan keterlibatan Rusia dalam pemilu. Komunitas intelijen AS bahkan telah menyimpulkan Rusia memang mencampuri pemilu November lalu untuk memenangkan Trump.
Kini Trump juga dihadapkan pada dugaan ingin menghalangi penegakan hukum, setelah konglomerat asal New York itu diduga mendesak eks Direktur FBI James Comey untuk menghentikan penyelidikan komunikasi ilegal mantan penasihat keamanan nasional, Michael Flynn, dengan Rusia saat masa kampanye 2016 lalu.
Di samping itu, para legislator juga ingin mengetahui pendirian pemerintah soal krisis diplomatik yang terjadi antara Qatar dan sejumlah negara Teluk Arab, setelah pernyataan Trump di akun
Twitter-nya yang dianggap bersebrangan lantaran mendukung langkah Arab Saudi Cs untuk mencerainkan Doha.
"Seluruh dunia tidak memahami bagaimana pendirian AS sehubungan dnegan perselisihan antar anggota Dewan kerja Sama Negara Teluk (GCC) dan Qatar," kata Senator Demokrat Chris Murphy, anggota komite hubungan luar negeri Senat.
Tak ketinggalan, Kongres juga akan mempertanyakan pemotongan anggaran diplomasi dan bantuan luar negeri AS yang cukup besar pada Tillerson. Sejumlah legislator bahkan bersumpah akan menentang Tillerson soal pemotongan bujet luar negeri tersebut.
"Saya akan berargumen bahwa soft power sangat penting dalam memenangkan perang melawan terorisme. Ini penting untuk keamanan nasional kita," tutur Senator Lindsey Graham dari Republik yang juga ketua badan pengawas anggaran Kemlu AS di Senat, seperti dikutip
Reuters.
Tillerson menjadi calon menlu yang paling tidak populer di parlemen. Empat puluh tiga anggota kaukus Demokrat menentang pencalonnya pada Januari lalu.
Ini merupakan suara penolakan "terbesar" bagi seorang calon menlu AS dalam beberapa dasawarsa.