Jakarta, CNN Indonesia -- Pelapor Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengamat kebebasan media mengecam empat negara Arab yang berupaya menutup stasiun televisi Al Jazeera, menyusul ketegangan hubungan negara dengan Qatar.
Mengutip REUTERS, Kamis (29/6), salah satu pejabat dari empat negara Arab, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir mengirim daftar 13 tuntutan kepada Doha, termasuk di antaranya menutup Al Jazeera yang didanai pemerintah dan mengurangi hubungan dengan Iran.
Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi David Kaye mengatakan, langkah tersebut adalah pukulan terhadap kemajemukan media di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permintaan itu adalah ancaman besar bagi kebebasan media, jika negara dengan dalih kemelut diplomatik mengambil tindakan memaksa penutupan Al Jazeera," ujarnya.
Ia meminta, masyarakat dunia mendesak pemerintah negara Arab untuk tidak memaksakan permintaan tersebut pada Qatar, untuk menolak melakukan langkah guna menyensor media di wilayah mereka dan kawasan, dan untuk mendorong dukungan bagi media mandiri di Timur Tengah.
Keempat negara Arab tersebut menuduh Al Jazeera mencampuri urusan dalam negeri mereka dan mengobarkan kerusuhan di Timur Tengah melalui laporannya. Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh media yang bersangkutan.
Dalam pernyataan terpisah, Reporter Without Borders (RSF) menyebutkan, terganggu oleh permintaan itu dan menyebut langkah tersebut sebagai aksi pemerasan dan tidak dapat diterima.
"Penggunaan tekanan dan pemerasan ini menunjukkan keinginan yang jelas dari negara-negara teluk tertentu untuk menyensor media Qatar dan merupakan serangan serius terhadap kebebasan pers dan pluralisme, dan hak atas akses terhadap informasi di kawasan," kata Alexandra El Khazen, kepala urusan Timur Tengah RSF.
Media, sambung dia, ditargetkan harus eksis secara bebas, tanpa terpaksa harus mengikuti kebijakan negara tetangganya, yang tidak dapat dengan imajinasi apapun dianggap sebagai model kebebasan media.
Pekan lalu, perwakilan Al Jazeera menuturkan bahwa manajemennya berhak mempraktekkan jurnalistik profesional, tanpa tunduk pada tekanan dari pemerintah mana pun.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahran, dan Mesir telah menerapkan boikot terhadap Qatar sejak tiga pekan lalu. Negara itu menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok garis keras.
Kemudian, mereka mengeluarkan ultimatum terhadap Qatar, termasuk menuntut negara itu untuk menutup pangkalan militer Turki di Doha, menutup saluran televisi Al Jazeera, serta mengekang hubungan dengan Iran.
Qatar membantah berbagai tuduhan tersebut dan mengatakan tuntutan itu diarahkan untuk mengendalikan kedaulatannya.