1. Pandangan Mata
Hal yang pertama kali menjadi sorotan dalam pertemuan semacam ini adalah apa yang bisa terlihat secara kasat mata, bukan substansi.
Bagaimana kedua pemimpin negara mempresentasikan diri? Bahasa tubuh dan sikap yang ditunjukkan dalam penampilan publik singkat dalam pertemuan Trump dan Putin akan dianalisis, lagi dan lagi untuk beberapa hari bahkan minggu. Apakah mereka akan duduk atau berdiri? Apakah Trump akan menjabat tangan Putin? Apakah Trump akan membungkuk untuk menghormati Putin? Atau apakah Putin akan tetap bersikap kaku dan menjauhkan diri?
Trump belakangan mulai sadar dengan hal-hal semacam itu. Pertama, dia terlihat menuntun Perdana Menteri Inggris Theresa May saat menyambutnya di Gedung Putih, Januari lalu. Beberapa bulan kemudian, Trump enggan menjabat tangan Angela Merkel saat keduanya bertemu di Oval Office, menegaskan bahwa hubungan keduanya sedang dingin.
Trump terlihat jauh lebih akrab pada Mei lalu ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Sergey Kislyak atas permintaan Putin. Sejumlah foto menunjukkan Trump tertawa, menunjuk Kislyak dan menepuk pundak Lavrov. Belakangan diketahui bawaha Trump membocorkan informasi Rusia dalam pertemuan itu, namun sikapnya menunjukkan bahwa hubungannya dengan Rusia sangat bersahabat.
2. Apa yang Akan Mereka Bicarakan?
Kamera tentu saja tidak akan diizinkan merekam pertemuan Trump dengan Putin. Karena itu, substansi pembicaraan keduanya hanya bisa dibaca lewat pernyataan resmi kedua negara dan bocoran-bocoran dari pihak yang berada di dalam ruangan.
Namun, pertanyaan utama yang menyeruak adalah soal ikut campur Rusia dalam pemilihan umum.
Trump, kata seorang pejabat pemerintahan yang dikutip secara anonim, berencana untuk berfokus pada perselisihan paham di Suriah dan Ukraina saat bertemu dengan Putin nanti. Meski rencana resmi pembicaraan itu masih belum muncul ke permukaan, kecil kemungkinan AS akan mengungkit persoalan 2016 itu.
Kemarin, Trump mengatakan Rusia bisa saja memengaruhi pemilu tersebut, tapi dia menyiratkan bahwa siapa pun bisa saja menjadi pelakunya dan "tidak ada satu orang pun yang tahu kepastian hal tersebut."
"Saya rasa bisa saja Rusia yang melakukannya tapi saya rasa itu bisa saja dilakukan oleh negara lain," kata Trump dalam konferensi pers bersama Presiden Polandia Andrzej Duda. Rusia sejauh ini terus menampik tudingan tersebut.
Rusia juga tampaknya terus menepikan kemungkinan pembahasan masalah Ukraina dalam pertemuan tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa pertemuan itu akan berlangsung secara singkat dan Putin tidak mungkin menjelaskan situasi di Ukraina secara utuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT