Kisruh Al-Aqsa, PBB Beri Tenggat Waktu Hingga Jumat

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2017 07:30 WIB
PBB memperingatkan, jika kisruh di Al-Aqsa masih berlanjut hingga waktunya salat Jumat nanti, konsekuensi bencana bisa melebar hingga ke luar Timur Tengah.
Kekisruhan Al-Aqsa telah mencapai Tepi Barat dan bisa melebar lebih jauh. (Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov memperingatkan bahwa kekisruhan seputar masjid Al-Aqsa di Yerusalem mesti diselesaikan paling lambat Jumat pekan ini untuk mencegah permasalahan melebar secara internasional.

"Hal yang sangat penting adalah solusi untuk krisis ini mesti ditemukan paling lambat Jumat," kata Mladenov kepada wartawan setelah rapat Dewan Keamanan PBB yang digelar secara tertutup, Senin waktu setempat (24/7). "Bahaya di lapangan akan meningkat jika kita kembali melalui waktu salat Jumat tanpa resolusi."

Ia juga memperingatkan bahwa krisis ini bukan peristiwa yang hanya terjadi di satu lokasi saja. 
"Krisis ini berpotensi berakibat bencana yang bisa melebar hingga ke luar tembok Kota Tua, melebihi Israel dan Palestina, melebihi Timur Tengah sendiri," kata Mladenov.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel memasang detektor logam di titik masuk menuju kompleks Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi ditembak mati, 14 Juli lalu. Langkah ini memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina dalam sepekan terakhir.

Marah akan tindakan yang mereka pandang sebagai pelanggaran atas perjanjian berusia beberapa dekade, banyak warga Palestina tidak mau melalui detektor logam tersebut dan memilih beribadah di jalanan atau menggelar protes dengan kekerasan.

Dewan Keamanan PBB menggelar rapat tersebut atas permintaan Swedia, Perancis dan Mesir.
Wakil Duta Besar Swedia untuk PBB Carl Skau melalui Twitter menyatakan para anggota Dewan beranggota 15 negara itu "sepakat akan perlunya de-eskalasi, pengecaman atas kekerasan dan dialog urgen untuk menenangkan tensi di Yerusalem."

Dewan Keamanan dijadwalkan menggelar rapat reguler soal Timur Tengah, hari ini. Mladenov meminta negara-negara anggota untuk "tidak memanaskan situasi lebih jauh" ketika berbicara di hadapan publik.

Copot detektor logam

Sementara itu, Israel telah memutuskan untuk mencabut detektor logam yang memicu bentrokan itu dan menggantinya dengan bentuk pengawasan yang lebih tidak mengganggu.

Melalui pemungutan suara, kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan langkah tersebut setelah menggelar rapat yang berlangsung selama beberapa jam, semalam. Rapat tersebut adalah kelanjutan dari pertemuan yang digelar sehari sebelumnya.
Pernyataan yang dikeluarkan setelah rapat menteri-menteri senior itu menyatakan mereka sepakat bertindak atas rekomendasi badan-badan keamanan dan mengganti detektor logam dengan cara "pengecekan pintar."

Sejumlah saksi mata Reuters menyebut para pekerja terlihat memasang tiang-tiang logam di atas beberapa jalanan sempit di Kota Tua untuk memasang kamera CCTV. Media setempat melaporkan bahwa Israel berencana untuk memasang sistem kamera canggih.

Pernyataan kabinet itu juga menyebut pemerintah sudah mengalokasikan 100 juta shekel (Rp373 milyar) untuk peralatan tersebut dan penambahan anggota kepolisian.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER