Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Korea Utara menggelar demonstrasi di Pyongyang sebagai respons atas ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyebut akan membalas rezim Kim Jong-un dengan “api dan kemarahan”.
Puluhan ribu penduduk Korut itu terlihat memenuhi Lapangan Kim Il-sung di Pyongyang, Rabu (9/8) membawa poster propaganda, dengan tinju terkepal ke udara.
Sementara itu foto lainnya yang diterbitkan media resmi Korut,
KCNA, memperlihatkan kelas pekerja mengenakan seragam putih, tengah berbaris di pusat kota, membawa bendera negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, kelas yang lebih elit, menggunakan seragam hitam dan berbaris di tepi lapangan.
Mengutip
Independent, demonstrasi itu dilakukan guna memprotes seruan Trump yang mengatakan akan membalas dengan “api dan kemarahan” jika Korut berani menembakkan rudal ke wilayah AS. Sebelumnya, AS juga menyusuan sanksi tambahan, yang kemudian disahkan PBB, untuk memangkas ekspor Korut senilau US$1 miliar atau sepertiga nilai ekspor tahunan Pyongyang.
Tidak hanya menggelar protes atas Trump, komandan pasukan rudal Korea Utara Jenderal Kim Rak-gyom mengatakan negaranya “akan melakukan tindakan militer” dekat wilayah Guam, yang merupakan pangkalan militer AS di wilayah Pasifik.
Dia menambahkan rencana penyerangan Korut itu akan dilancarkan pada pertengahan Agustus mendatang, dengan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah sekitar 30-40 kilometer dari pesisir Guam.
Setelah itu, Kim menyebut pihaknya akan “menunggu perintah” dari panglima tertinggi Korea Utara untuk menembakkan nuklir.
Pernyataan itu sontak membuat ketegangan di kawasan semakin meningkat dan mengancam keamanan di wilayah Asia.
Di sisi lain, Trump bukan memilih jalan damai dalam merespons ancaman serangan Korut ke Guam, melainkan memperbesar api dengan menyebut “kemampuan nuklir AS lebih besar dari Korut”.
Imbasnya, Korut menyebut tidak mungkin lagi ada dialog dengan AS.
“Tidak mungkin melakukan dialog dengan pria yang tidak masuk akal. Hanya kekuatan mutlak yang bisa membuat dia [Trump] mengerti,” kata Kim Jong-un, dilansir KCNA.
Pemimpin tertinggi Korea Utara itu juga mengatakan aksi militer terhadap Guam akan menjadi “solusi yang efektif untuk menahan tindakan panik AS di Semenanjung Korea dan sekitarnya.