Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan membantah tudingan bahwa mereka memaksa 12 perempuan Korea Utara yang membelot ke negaranya untuk menikah guna memberikan kesan kehidupan baik di Negeri Ginseng.
"Mereka fokus pada studi mereka dan sudah tinggal dengan stabil di sini. Klaim Korut mengenai pemaksaan pernikahan itu tak berdasar," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korea, Baik Tae-hyun.
Ia juga menolak permintaan Korut untuk membebaskan kedua belas orang itu, juga Kim Ryon-hui, seorang pembelot lainnya yang sebelumnya sudah pernah meminta dipulangkan ke Pyongyang.
"Mereka membelot ke Korsel atas kemauan mereka sendiri. Jadi, tak ada alasan bagi pemerintah untuk merepatriasi mereka," tutunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan ini menjadi sorotan publik Korsel. Pasalnya, Pyongyang meminta pembebasan itu sebagai syarat untuk melanjutkan perbincangan mengenai rencana pertemuan kembali warga dari Korut dan Korsel yang terpisah akibat perang pada 1950-1953.
Korsel pun kembali mengeluarkan pernyataan berbunyi, "Kami mendesak Korut untuk segera menerima tawaran dialog kami terkait itu reuni," kata Baik, sebagaimana dikutip
Korea Herald.