Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit harus menjadi pembelajaran bagi asosiasi negara Asia Tenggara (ASEAN).
“Brexit perlu menjadi pembelajaran agar tidak terjadi di ASEAN,” kata Jokowi saat menghadiri acara perayaan ulang tahun ASEAN ke-50 di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (11/8).
Jokowi menambahkan, sebagai asosiasi yang menaungi negara-negara di Asia Tenggara, keberadaan ASEAN harus bisa dirasakan seluruh lapisan warga negara di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertengahan tahun lalu, Inggris keluar Uni Eropa karena sejumlah alasan seperti tingginya iuran keanggotaan, isu imigran yang merembet kepada pengangguran, upah rendah, dan rusaknya sistem pendidikan serta kesehatan, bahkan kemacetan lalu lintas.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta sepuluh negara ASEAN terus bekerja keras agar keberadaan organisasi geopolitik ini benar-benar bermanfaat dalam berbagai sektor.
Jokowi menyoroti, kerja sama mulai dari sekarang harus fokus pada usaha kecil dan menengah (UKM), petani, nelayan, dan sektor informal. Ruang usaha bagi perempuan dan anak-anak muda juga diharapkan semakin luas.
"ASEAN harus semakin relevan, harus semakin bermanfaat dalam menjawab berbagai tantangan di tengah melemahnya laju perekonomian global," ucap mantan Wali Kota Solo tersebut.
Ia mengatakan, berdasarkan data World Economic Forum, ASEAN kini merupakan kekuatan ekonomi terbesar ke-enam di dunia. Apabila seluruh anggota bekerja keras, ASEAN bisa menempati posisi ke-lima pada 2020 dan ke-empat pada 2030.