Bungkam Tekanan, PM Kamboja Ancam Bubarkan Partai Oposisi

CNN Indonesia
Senin, 11 Sep 2017 13:38 WIB
PM Kamboja Hun Sen mengancam membubarkan partai oposisi utama pemerintah jika terus mendukung pemimpinnya yang telah dipenjara karena dituding berkhianat.
IlusttrasThinkstock/creisinger
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengancam akan membubarkan partai oposisi utama pemerintah, Cambodia National Rescue Party (CNRP), jika terus mendukung pemimpinnya, Kem Sokha, yang telah dipenjara sejak awal September lalu karena dituding berkhianat pada negara.

Berbicara di sebuah perayaan kelulusan di Phnom Penh, Hun Sen memperingatkan dukungan partai CNRP terhadap Kem Sokha dapat berujung pada "pembubaran partai."

"Jika partai politik itu terus memblokade dan membela pengkhianat ini [Kem Sokha], itu berarti partai tersebut juga pengkhianat sehingga tak ada waktu untuk membiarkan [CNRP] beroperasi dalam proses demokrasi di Kamboja," tutur Hun Sen, Senin (11/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman itu dilontarkan Hun Sen menyusul tindakan CNRP berupaya memblokade pemungutan suara parlemen hari ini. Voting tersebut dilakukan untuk memutuskan apakah Kem Sokha pantas didakwa atau tidak.

Kem Sokha, 65, ditahan sejak 3 September lalu setelah dituduh berupaya menggulingkan pemerintah dengan bantuan Amerika Serikat.

Penangkapan Kem Sokha dilakukan menjelang pemilihan umum tahun depan. Kem Sokha sendiri dianggap sebagai kompetitor terkuat Hun Sen dalam pemilu mendatang.
Bukti yang diajukan pemerintah sejauh ini adalah sebuah video tahun 2013 lalu yang menunjukkan bahwa Kem Sokha tengah membahas sebuah strategi untuk memenangkan kekuasaan bersama sejumlah pihak dari AS.

Kuasa hukum Kem Sokha menolak video itu dijadikan bukti dengan menegaskan bahwa kliennya tersebut hanya membahas strategi menjelang pemilu.

Menanggapi penangkapan ini, CNRP menekankan akan terus mendukung Kem Sokha dan mengancam akan memboikot pemilu tahun depan jika pemimpinnya tak kunjung dibebaskan.

Partai oposisi tersebut menganggap pembebasan Kem Sokha satu-satunya cara menjamin penyelenggaraan pemilu yang adil.
"Presiden Kem Sokha merupakan pemimpin partai CNRP saat ini dan di masa depan. Pembebasan satu-satunya syarat penting menjamin pemilu yang bebas dan adil," ucap salah satu wakil partai, Mu Sochua, di luar penjara tempat Kem Sokha ditahan.

Diberitakan Reuters, penangkapan Kem Sokha tersebut menambah daftar tindakan anti-kritik yang dilakukan Hun Sen, 65, menjelang pemilu.

Sebelumnya, Hun Sen juga membubarkan sejumlah organisasi dan mengancam menutup surat kabar lokal yang kerap mengkritisi pemerintah.

Sejumlah negara dan kelompok aktivis bahkan telah mengecam penahanan Kem Sokha tersebut.
Sejumlah pihak yang menekankan demokrasi pun merasa khawatir jika pemilu Kamboja tahun depan tidak akan terselenggarakan secara bebas dan adil, mengingat tindakan keras pemerintahan Hun Sen terhadap oposisi, aktivis dan media independen dalam beberapa waktu terakhir.

Meski begitu, sekutu utama Kamboja, China, dianggap malah mendukung tindakan keras Kamboja tersebut dengan mengatakan itu semua merupakan hak pemerintah untuk mengamankan negaranya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER