Kamboja Hukum Penjara Ketua Partai Oposisi

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 27 Des 2016 15:15 WIB
Pengadilan Kamboja menjatuhkan hukuman lima tahun kepada ketua oposisi negara itu karena mengunggah perjanjian perbatasan palsu di laman Facebook.
Pemimpin partai oposisi Sam Rainsy diadili secara in absentia karena mengasingkan diri di Perancis. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin oposisi Kamboja yang mengasingkan diri mendapat hukuman penjara lima tahun karena mengunggah perjanjian palsu menghapus perbatasan dengan Vietnam di laman Facebook.

Sam Rainsy diadili secara in absentia dan keputusan itu dijatuhkan pada Selasa (27/12).

Pengadilan Negeri Phnom Penh menyatakan Sam Rainsy dan dua anggota tim media sosialnya, Ung Chung Leang dan Sathya Sambath, bersalah karena mengutip perjanjian perbatasan 1979 yang palsu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjanjian palsu yang diunggah di Facebook ini berisi kesepakatan Vietnam dan Kamboja untuk menghapus garis perbatasan bersama.

Hakim persidangan mengenakan hukuman penjara lima tahun kepada Sam Ransi, sementara Ung Chung Leang dan Sathya Sambath mendapat hukuman penjara tiga tahun.

"Pengadilan memerintahkan penangkapan atas Ung Chung Leang, Sathya Sambath dan Sam Rainsy agar mereka menjalani hukuman ini," ujar Hakim Leang Samnath.

Sam Rainsy tinggal di Perancis sejak 2015 untuk menghindari penangkapan dalam kasus pencemaran nama baik.

Dia menanggapi keputusan itu lewat Twitter dengan mengatakan bahwa peradilan terhadap ketiga orang itu "dibuat-buat" oleh "pengadilan yang tidak sah".

Partai Penyelematan Nasional (CNRP) yang beroposisi sebelumnya mengatakan tidak mengetahui keberadaan Ung Chung Leang dan Sathya Sambath.

Selama berabad-abad Kamboja khawatir negara-negara tetangga yang lebih besar yaitu Vietnam di sebelah timur dan Thailand di sebelah barat laut, akan mencaplok wilayahnya.

Masalah ini hingga sekarang masih membekas dan warga Kamboja pun tetap curiga dengan kedua negara itu.

Keputusan pengadilan ini dikeluarkan ketika negara ini dilanda ketegangan antara dua partai besar, Partai Rakyat Kamboja pimpinan Perdana Menteri Hun Sen dan CNRP yang beroposisi.

Hun Sen telah memimpin Kamboja selama tiga dekade namun kekuasaannya berkurang ketika pada pemilu 2013 CNRP memenangkan 55 kursi di Dewan Nasional. Sekarang Partai Rakyat Kamboja menguasai 68 kursi dari 123 kursi parlemen negara itu.

Anggota partai oposisi mengeluhkan aksi intimidasi pemerintah dan sekutunya yang semakin sering terjadi menjelang pemilu 2018. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER