Jakarta, CNN Indonesia -- China mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melintasi Jepang namun mengatakan upaya menyalahkan Beijing atas ketegangan wilayah adalah sikap “tidak bertanggung jawab.”
Pernyataan pemerintah China ini dikeluarkan setelah
Washington mendesak pemerintah negeri Tirai Bambu tersebut mengendalikan Korea Utara yang merupakan sekutunya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa Beijing sebelumnya telah “melakukan pengorbanan besar dengan konsekuensi tinggi” dengan menerapkan sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Intinya adalah konflik antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Titik pusat perselisihan bukan China,” ujar Hua dalam jumpa pers rutin di Beijing pada Jumat (15/9).
“China bukan penyebab peningkatan ketegangan. China juga tidak memainkan peran penting dalam masalah semenanjung Korea. Penyebab masalah itu yang harus mengakhirinya.” kata Hua.
“Sangat tidak bertanggung jawab dan tidak membantu upaya penyelesaian masalah ini dengan hanya menyalahkan pihak lain dan menghindari segala bentung tanggung jawab.”
Setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik pada Jumat, Menlu AS Rex Tillerson meminta China mempergunakan pasok minyak ke negara itu untuk menekan agar negara pimpinan Kim Jon un itu mempertimbangkan kembali program nuklirnya.
Pada Senin (11/9) China mendukung delapan jenis sanksi terhadap Korea Utara dalam sidang Dewan Keamanan PBB setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir terbesar.
Sanksi itu melarang Korea Utara melakukan perdagangan tekstil dan membatasi impor minyak.
Sebelumnya, Washington menyerukan embargo minyak namun memperlunak pendirian agar bisa mendapat dukungan dari China dan Rusia.
“China memasok sebagian besar minyak Korea Utara. Rusia adalah pihak yang paling banyak mempekerjakan pekerja paksa Kora Utara,” kata Tillerson.
“China dan Rusi aharus memperlihatkan sikap tidak setuju terhadap peluncuran rudal yang tidak bertanggung jawab ini dengan mengambil tindakan langsung.”
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat di New York pada Jumat ini, setelah Pyongyang meluncurkan rudal berkapasitas luncur terjauh miliknya melalui Jepang dan jatuh di Lautan Pasifik.
 Sementara PBB menjatuhkan sanksi baru, warga Korea Utara merayakan kedigdayaan persenjataannya. (KCNA via REUTERS) |
“China menentang pelanggaran resolusi Dewan Keamanan oleh Korea Utara, dan penggunaan teknologi rudal balistik untuk kegiatan peluncurannya,” kata Hua.
Pihak-pihak terkait harus menahan diri. Mereka tidak boleh mengambil aksi lebih jauh yang akan memperkeruh situasi di semenanjung dan kawasan,” tambah Hua.
Ketika ditanya kemungkinan Beijing mengubah pendekatan yang diterapkan, Huan mengatakan China akan “terus menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB secara komprehensif dan menyeluruh.”
Dia mengatakan resolusi PBB harus diterapkan “secara seimbang dan menyeluruh.”
“Ini berarti di satu pihak kami harus terus menekan untuk mencegah pengembangan kegiatan nuklir dan balistik Korea Utara,” kata Hua.
“Tetapi di lain pihak, seluruh pihak terkait harus mengambil tindakan nyata, efektif dan masuk akal agar tercipta situasi yang memungkinan pembicaraan perdamaian dimulai kembali, agar tercipta kesepakatan damai terkait masalah nuklir.