Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Catalan di Barcelona meraih kemenangan telak dalam referendum kemerdekaan dari Spanyol setelah pemerintahan Madrid melakukan tindakan tegas di tempat pemungutan suara.
Dari 2,2 juta surat suara yang dihitung sejauh ini, sekitar 90 persen di antaranya memilih merdeka, kata juru bicara pemerintahan regional, Jordi Turull, dalam konferensi pers tak lama setelah tengah malam waktu setempat, Senin (2/10).
Secara keseluruhan, Catalonia mempunyai 5,3 juta suara sah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah pemilih boleh jadi lebih tinggi jika kepolisian Spanyol tidak mencegah warga menyampaikan suaranya ke TPS, kata Turull. Ratusan orang cedera pada Minggu saat polisi menggerebek dan menembakkan peluru karet untuk memblokade referendum yang dinilai ilegal itu.
Pemerintahan separatis Catalonia tetap melanjutkan pemungutan suara meski ada penentangan dari Madrid dan putusan pengadilan tertinggi Spanyol menyatakan langkah itu tidak sah.
Di tempat kejadian perkara, polisi antihuru-hara merangsek ke tempat-tempat pemungutan suara dan memukul mundur warga yang mencoba ikut serta dalam referendum. Pejabat regional menyatakan lebih dari 800 orang cedera akibat aksi polisi.
Kementerian Dalam Negeri Spanyol menyatakan otoritas menutup 92 dari 2.300 TPS; pejabat Catalan menyebut 319 TPS yang ditutup.
Tak lama setelah pemungutan suara berakhir, Perdana Menteri Spanyol menyatakan tidak ada referendum dan kebanyakan besar warga Catalonia dibodohi untuk mengikuti pemungutan suara ilegal.
 Aksi warga Catalan jelang referendum. (REUTERS/Juan Medina) |
Perdana Menteri Mariano Rajoy, yang dipilih karena bersumpah untuk mempertahankan kesatuan nasional dan pergerakan memisahkan diri, mendukung tindak tegas terhadap warga.
"Referendum yang ingin melikuidasi konstitusi kita dan memisahkan sebagian dari negara kita tanpa memedulikan opini seluruh negeri tidak bisa terjadi," ujarnya. "Kita menunjukkan bahwa negara demokratis kita punya cara untuk melindungi diri dari serangan serius seperti referendum ilegal ini."
Presiden Catalan Carles Puidgemont menyebut kekerasan polisi sebagai "lembar memalukan" dalam sejarah Spanyol. Dia berkeras warga Catalan "memenangkan hak atas negara independen" di bawah operasi.
"Hari ini Catalonia memenangkan banyak referenda," ujarnya sebelum hasil awal pemungutan suara diumumkan. "Kita memenangkan hak untuk didengar, untuk dihargai dan untuk diakui."
"Hari ini jutaan orang bergerak dan menghadapi semua kesulitan dan ancaman, dan berbicara dengan lantang dan jelas, menyampaikan pesan kepada dunia: kami berhak menentukan masa depan kita, kita berhak atas kemerdekaan dan hidup dalam kedamaian, tanpa kekerasan dan terpisah dari negara yang tidak bisa mengajukan satu alasan meyakinkan dan menggunakan kekerasan.
"Catalonia telah mendapatkan kedaulatan dan penghormatan penuh."