Jakarta, CNN Indonesia -- Uzbekistan tengah menyelidiki laporan bahwa pelaku serangan penabrakan yang menewaskan delapan orang di New York pada Selasa (31/10) adalah warga mereka.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Uzbekistan mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau kelanjutan informasi tersebut, tapi tak menjabarkan lebih jauh.
Sementara itu, Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, mengirimkan surat tanda belasungkawa kepada Presiden Donald Trump.
Dalam surat tersebut, Mirziyoyev juga menyatakan kesiapan negaranya untuk membantu penyelidikan kasus teror ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uzbekistan siap mengerahkan semua pasukan dan segala sumber daya untuk membantu proses penyelidikan aksi teror ini," kata Mirziyoyev sebagaimana dikutip
AFP.
Pihak AS sendiri belum melansir identitas pelaku yang menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang sebelum menghantam satu bus sekolah tersebut.
Namun, tak lama setelah insiden tersebut, sejumlah media melaporkan bahwa pelaku merupakan warga Uzbekistan yang tinggal di Florida.
Fakta ini dianggap tidak mengejutkan karena Uzbekistan selama ini dikenal sebagai salah satu negara penyumbang militan asing terbanyak dan kerap melakukan serangan di Eropa.
Pada Tahun Baru lalu misalnya, seorang pria asal Uzbekistan menerobos masuk ke satu kelab malam di Turki dan melepaskan tembakan secara membabi buta hingga menewaskan 39 orang.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada April lalu, seorang Uzbekistan kelahiran Kyrgyzstan menaruh bahan peledak di salah satu di kereta yang berhenti di stasiun St. Peterseburg, Rusia, hingga merenggut setidaknya 15 nyawa.
Di bulan yang sama, seorang pria Uzbekistan menabrakkan truknya ke kerumunan di Stockholm dan menewaskan empat orang.
Semua serangan itu diklaim atau dikaitkan dengan kelompok militan ISIS.
(has)