Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menemui Andy Tabursala, warga Indonesia tertua, yang menetap di Filipina di tengah kesibukannya jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-31 di Manila, Minggu (12/11).
Dengan menggunakan kursi roda, Andy (89 tahun), turut menyambut Jokowi saat tiba di penginapannya di Hotel Diamond, Manila. Seperti dilansir Antara, Andy merupakan pengusaha kayu yang telah tinggal di Filipina selama 28 tahun.
Jokowi dijadwalkan berada di Manila hingga 14 November mendatang. Selain negara anggota, sejumlah pemimpin negara mitra ASEAN, seperti Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden China Xi Jinping, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga akan hadir dalam KTT tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi dijadwalkan akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral. Salah satunya dengan PM Shinzo Abe pada Minggu sore waktu setempat.
Selain membahas penguatan hubungan kedua negara, Abe dan Jokowi dikabarkan turut membahas sejumlah isu kawasan yang menjadi perhatian keduanya, seperti krisis di Semanjung Korea yang terus memanas akibat ambisi nuklir Korea Utara.
"Isu Semenanjung Korea menjadi salah satu perhatian karena itu kan masalah kawasan," papar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir.
Selain Abe, Jokowi juga direncanakan menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Pertemuan keduanya juga dikabarkan akan membahas sejumlah isu perhatian di kawasan, seperti krisis kemanusian di Rakhine, Myanmar, yang terus menyasar etnis minoritas Muslim Rohingya.
“(Isu Rakhine) tentu akan diangkat karena ini kan masuk dalam isu kawasan. Masalah tersebut akan mendapatkan perhatian Sekjen PBB," tutur Arrmanatha.
Lebih lanjut Arrmanatha menyebut, tidak menutup kemungkinan akan ada pertemuan bilateral yang akan dilakukan Jokowi bersama para pemimpin negara lainnya selama KTT berlangsung.
"KTT selalu dimanfaatkan para pemimpin negara untuk saling bertemu. Kami masih mencoba mencocokkan jadwal Presiden Jokowi dengan sejumlah pemimpin negara lainnya. Jadi, mungkin saja ada perubahan," katanya.
(bir)