Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Zimbabwe membantah melakukan upaya kudeta dan memastikan bahwa Presiden
Robert Mugabe dalam keadaan aman.
"Ini bukan upaya militer untuk mengambil alih pemerintahan. Kami memastikan bahwa presiden dan keluarga aman dan keamanan mereka terjamin," ujar seorang anggota militer melalui stasiun televisi pemerintah, Rabu (15/11).
Tentara itu kemudian mengatakan bahwa militer hanya mengincar sejumlah petinggi di sekitar Mugabe yang dianggap melakukan tindak kriminal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hanya menargetkan para pelaku kriminal di sekitar dia. Setelah misi kami berhasil, situasi akan kembali normal," katanya, sebagaimana dikutip AFP.
Pernyataan itu dibacakan untuk meredam spekulasi upaya kudeta militer setelah tentara mengerahkan sejumlah tank ke ibu kota Zimbabwe di Harare dan tembakan terdengar di sekitar kediaman Mugabe.
Spekulasi mengenai upaya kudeta ini berawal ketika kepala tentara Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, mengancam akan melakukan intervensi untuk mengakhiri ketegangan setelah Mugabe memecat wakilnya, Emmerson Mnangagwa, atas tuduhan tidak loyal.
Sejumlah pengamat mengatakan, wakil presiden Zimbabwe dipecat karena dijagokan menggantikan Mugabe yang kini sudah berusia 93 tahun, tapi bertekad berkuasa seumur hidup.
Jika menilik sejarah Zimbabwe dari masa perjuangan kemerdekaan, banyak pihak bingung mendengar kabar keretakan hubungan antara Mugabe dan Mnangagwa.
Sejak masa perjuangan, Mnangagwa dikenal sebagai anak didik Mugabe yang setia menemani sang pemimpin selama lima dekade di penjara, perang gerilya, hingga akhirnya duduk di istana.
Mnangagwa pun tetap mendukung Mugabe meski para pengikutnya di partai ZANU-PF ingin melengserkan sang presiden.
Dengan pemecatan ini, popularitas Mugabe di mata publik kian turun, padahal ia akan mengikuti pemilihan umum pada tahun depan dengan lawan yang cukup kuat, Morgan Tsvangirai.
(has)