Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe untuk menolak mengundurkan diri dari jabatannya mengejutkan banyak pihak, sementara oposisi menyebutnya sebagai bentuk permainan kepala negara tertua di dunia yang menjabat sejak kemerdekaan itu.
Mugabe menentang partainya sendiri, ZANU-PF, dan ratusan ribu demonstran yang menuntut pengunduran dirinya. Dia sendiri telah dipecat dari posisinya sebagai ketua partai dan dua orang sumber
Reuters melaporkan lelaki berusia 93 tahun itu akan mundur.
Namun dalam pidatonya, didampingi sejumlah jenderal, Mugabe hanya menyatakan menerima kritik dari ZANU-PF, militer dan publik tanpa menyinggung soal posisinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih, dia mengatakan serangkaian peristiwa yang diawali operasi militer pekan lalu bukan merupakan "penentangan terhadap otoritas saya sebagai kepala negara dan pemerintahan," dan bersumpah akan memimpin kongres bulan depan.
Pemimpin oposisi, Morgan Tsvangirai, mengaku sangat terkejut.
"Saya bingung. Ini bukan saya saja, tapi seisi negara. Ia bermain-main," ujarnya kepada Reuters, Senin (20/11). "Dia mencoba untuk memanipulasi semua orang. Dia telah mengecewakan seisi negara."
Melalui pidato yang disiarkan lewat televisi pada Minggu waktu setempat, Mugabe menyatakan masih tetap memegang kendali negara meski kekuasaannya yang telah berjalan selama 37 tahun tengah diguncang krisis.
"Kongres partai berkuasa (ZANU-PF) akan berakhir dalam beberapa minggu dan saya akan memimpin prosesnya," kata Mugabe.
ZANU-PF telah memberikan Mugabe waktu kurang dari 24 jam untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara jika tidak mau dimakzulkan. Langkah itu diambil untuk memastikan Mugabe mundur secara damai menyusul kudeta militer de facto yang memicu ketegangan Zimbabwe.
Chris Mutsvangwa, pemimpin veteran militer yang memimpin kampanye 18 bulan untuk menggulingkan Mugabe, mengatakan rencana untuk memakzulkannya lewat parlemen akan dijalankan dan publik akan menggelar protes pada Rabu ini.
(aal)