Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri
Amerika Serikat memperingatkan warganya agar "mempertimbangkan risiko" bepergian ke
Arab Saudi karena ada ancaman militan dan serangan peluru kendali balistik terhadap warga sipil dari pemberontak Yaman.
Peringatan itu diterbitkan dua pekan setelah Arab Saudi, sekutu AS, menyatakan sempat menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan militan pro-Iran dari Yaman melintasi Riyadh. Pasukan Houthi yang meluncurkan rudal itu menyatakan melakukan hal tersebut untuk merespons serangan Arab Saudi kepada warga sipil di Yaman.
"Ancaman teroris terus ada di seluruh penjuru Arab Saudi, termasuk di kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah dan Dhahran, dan serangan-serangan bisa terjadi tanpa peringatan di manapun di negara ini," kata Kemlu AS dalam peringatan yang dikutip
Reuters pada Rabu (22/11).
"Kelompok teroris, termasuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan para sekutunya telah mengincar kepentingan Saudi dan negara-negara barat, masjid dan situs religius lain (baik Sunni dan Syiah), dan tempat-tempat yang kerap dikunjungi warga AS dan negara Barat lainnya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Oktober lalu, dua petugas keamanan Saudi ditembak mati dan tiga orang lainnya luka-luka ketika seorang lelaki bersenjata berkendara ke gerbang istana kerajaan di Jeddah dan melepas tembakan.
Arab Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab yang mengintervensi konflik Yaman sejak 2015, setelah militan Houthi berbondong-bondong menuju markas pusat sementara Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di selatan pelabuhan Aden, memaksanya melarikan diri.
(aal)