Jakarta, CNN Indonesia -- Koalisi militer pimpinan
Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di
Yaman menyatakan akan memperbolehkan bantuan kemanusiaan melalui pelabuhan Hodeidah dan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa ke Sanaa, setelah lebih dari dua pekan memblokade negara tersebut.
Koalisi telah menutup jalur udara, darat dan laut ke negara yang berada di Teluk Arab itu sejak 6 November untuk menghentikan pasokan persenjataan Houthi dari
Iran. Tindakan itu dilakukan setelah Arab Saudi mencegat sebuah peluru kendali yang diluncurkan ke arah Riyadh.
Iran telah menampik memberi Houthi pasokan persenjataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segera setelah penutupan, kepala bidang bantuan kemanusiaan PBB Mark Lowcock memeringatkan bahwa blokade itu bisa memicu "kelaparan terbesar dalam beberapa dekade dengan jutaan korban" jika koalisi tidak memberi akses bantuan.
Melalui pernyataan yang dikutip
Reuters pada Kamis (23/11), koalisi Saudi menyatakan mulai hari ini pelabuhan Laut Merah di Hodeidah akan kembali dibuka untuk menerima bantuan makanan dan kemanusiaan, dan bandara Sanaa akan dibuka untuk penerbangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawa bantuan.
"Kami memantau perkembangan ini," kata juru bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan di New York. "Jika hal itu terjadi makan ini akan menjadi perkembangan penting yang kita sambut dengan baik."
"Kami telah menegaskan betapa besarnya kebutuhan warga di lapangan," kata Haq.
Awal bulan ini, koalisi menyatakan akan mengizinkan bantuan melalui pelabuhan pemerintah Aden. Walau demikian, sekitar 80 persen impor pangan Yaman masuk melalui Hodeidah.
PBB menyatakan sekitar tujuh juta masyarakat di Yaman terancam kelaparan dan hampir 900 ribu orang telah terinfeksi kolera, penyakit yang menyebar melalui air dan mengakibatkan diare serta dehidrasi.
 Ilustrasi korban sipil akibat serangan Saudi di Yaman. (Reuters/Khaled Abdullah) |
Kelompok bantuan menyatakan masyarakat juga membutuhkan akses komersial ke Yaman untuk mendapatkan bantuan dan bahan bakar.
"Bantuan kemanusiaan saja tidak bisa memenuhi kebutuhan warga Yaman yang terpaksa menanggung akibat perang ini," kata Paolo Cernuschi, direktur Yaman di Komisi Penyelamatan Internasional, melalui pernyataan pers.
Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia melalui Twitter mengatakan "kita membutuhkan semua pelabuhan untuk dibuka dan akses kepada pasokan makanan komersial untuk sejumlah besar populasi sipil. Bantuan kemanusiaan saja tak cukup mengatasi kelaparan."
Komisi Palang Merah Internasional menyatakan sudah mengevakuasi lima anggota staf yang membutuhkan bantuan medis dari Sanaa.
Koalisi Saudi telah mengincar pemberontak Houthi sejak mereka menguasai sebagian Yaman pada 2015 lalu, termasuk Sanaa, hingga memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri.
Houthi yang sebagian besar terdiri dari minoritas Syiah Zaidi dan beraliansi dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh kini menguasai sebagian besar negara tersebut.
(aal)