Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI mengecam peluncuran peluru kendali oleh
Korea Utara yang "tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia."
Kemlu RI menegaskan uji coba rudal yang kembali dilakukan Korut pada Rabu (29/11) setelah dua bulan tak menunjukkan aktivitas ini bertentangan dengan empat resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menuntut penghentian program rudal dan nuklir Pyongyang.
"Indonesia mendesak Korea Utara agar sepenuhnya memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk melaksanakan sepenuhnya resolusi DK PBB," bunyi pernyataan Kemlu RI yang diterima
CNNIndonesia.com pada Rabu (29/11).
"Indonesia menegaskan kembali bahwa stabilitas di Semenanjung Korea sangat penting artinya. Indonesia mengajak semua negara untuk berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluncuran rudal ini dilakukan sepekan setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru untuk Pyongyang. Banyak pihak yang mengira sanksi AS bisa meredam ambisi Korut yang sejak 15 September lalu tak lagi melakukan uji coba rudal.
Namun, ternyata sanksi itu tak menggoyahkan pendirian negara komunis tersebut. Hari ini, sebuah rudal terbang ke timur dari Provinsi Pyongan Selatan, menurut Kepala Staf Militer Gabungan (JCS) yang dikutip
AFP.
Pentagon AS menyatakan pihaknya telah mendeteksi sebuah "peluncuran rudal yang kemungkinan" berasal dari Korea Utara.
Sementara itu, kantor berita
Yonhap melaporkan militer Korea Selatan telah melakukan sebuah latihan "penembakan [rudal] presisi" untuk menanggapi langkah Pyongyang.
Tanda-tanda Korut akan meluncurkan rudal sudah terdeteksi sejak kemarin, sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Unifikasi Korea Selatan yang mengungkapkan ada tanda-tanda aktivitas tidak biasa di negara tetangganya.
[Gambas:Video CNN] (aal)