Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memperingatkan bahwa peluncuran peluru kendali terbaru Pyongyang Rabu ini (29/11) merupakan satu bentuk ancaman global.
"Kedua pemimpin negara menekankan ancaman mengerikan yang diakibatkan provokasi terbaru Korea Utara tidak hanya tertuju pada Amerika Serikat dan Republik Korea, tapi untuk seluru dunia," bunyi pernyataan Gedung Putih menyampaikan isi percakapan telepon antara Trump dan Moon.
Trump juga bicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sementara pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar rapat darurat membahas peluncuran proyetil yang diduga rudal balistik antarbenua alias ICBM itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abe mengatakan peluncuran yang menyasar zona ekonomi eksklusif Jepang itu merupakan "tindakan permusuhan" yang "tidak bisa ditolerir."
"Kami tidak akan menyerah pada tindakan provokasi apapun. Kami akan memaksimalkan tekanan" terhadap Pyongyang, kata Abe kepada wartawan, sebagaimana dikutip
AFP.
Kementerian Pertahanan sebelumnya menyatakan rudal itu diyakini jatuh di ZEE Jepang. Pentagon menyebutnya sempat terbang sejauh 1.000 kilometer sebelum jatuh di laut Jepang.
Meski tidak menjatuhkannya, Jepang "sudah sepenuhnya melacak" rudal itu, kata Abe.
"Kami menyampaikan komplain keras."
Abe juga menyebut Korea Utara tak mengacuhkan "keinginan bersama yang kuat" dari masyarakat internasional "untuk mencapai solusi damai."
Peluncuran rudal ini dilakukan sepekan setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru untuk Pyongyang.
Banyak pihak yang mengira sanksi AS bisa meredam ambisi Korut yang sejak 15 September lalu tak lagi melakukan uji coba rudal. Namun, ternyata sanksi itu tak menggoyahkan pendirian negara komunis tersebut.
(aal)