Jet Suriah dan Rusia Bom Area Permukiman di Ghouta Timur

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 04 Des 2017 18:26 WIB
Sejumlah pesawat jet yang diyakini milik Suriah dan Rusia mengebom area permukiman padat penduduk yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur, dekat Damascus.
Ilustrasi serangan udara Rusia di Suriah. (REUTERS/Ministry of Defence of the Russian Federation/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pesawat jet yang diyakini milik Suriah dan Rusia mengebom area permukiman padat penduduk yang dikuasai pemberontak dekat Damascus, menewaskan setidaknya 27 orang dan melukai puluhan lainnya.

Para pekerja pertahanan sipil mengatakan setidaknya 17 orang tewas di sebuah kota dekat Hamoriya dalam serangan udara terhadap satu pasar dan area permukiman yang berada di dekatnya setelah sekitar 30 serangan dalam 24 jam terakhir menghantam beberapa kota di daerah yang disebut Ghouta Timur itu.

Empat warga sipil lain tewas di kota Arbin, sementara sisanya menjadi korban dalam serangan di Misraba dan Harasta, kata para pekerja yang dikutip Reuters pada Senin (4/12).
Syrian Observatory for Human Rights menyatakan jumlah korban dalam serangan yang terjadi pada Minggu waktu setempat itu menjadi yang terbesar sejak pemerintah Suriah meningkatkan serangan 20 hari lalu. Kelompok pengamat itu menyatakan hampir 200 warga sipil tewas dalam serangan udara dan artileri, termasuk banyak perempuan dan anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan pemerintah telah mengepung Ghouta Timur telah sejak 2013 untuk memaksa para pemberontak menyerah.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa bulan belakang, pemerintah mengetatkan pengepungan. Langkah itu disebut para penduduk dan pekerja bantuan sengaja dilakukan untuk memanfaatkan kelaparan sebagai senjata perang, meski pemerintah menampik.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut sekitar 400 ribu warga sipil terkepung di kawasan yang kini berada di ambang "bencana besar" karena tidak bisa mendapatkan bantuan kemanusiaan itu.
Ghouta Timur adalah wilayah terakhir pemberontak di sekitar Damascus yang belum mencapai kesepakatan evakuasi.

"Mereka mengincar warga sipil ... sebuah jet menyerang kami di sana, tidak ada pemberontak maupun titik pengecekan," kata Sadeq Ibrahim, seorang pedagang, dihubungi Reuters di Hamoriya.

"Semoga Tuhan membalaskan dendam kepada rezim dan Rusia," kata Abdullah Khalil, seorang penduduk lain yang mengaku kehilangan anggota keluarga dalam serangan di Arbin dan mencari korban selamat di antara reruntuhan.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER