Bungkam soal Yerusalem, PM Israel Malah Singgung Iran

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 06 Des 2017 19:52 WIB
PM Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato perdananya setelah AS memastikan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, dia justru menyinggung Iran.
Benjamin Netanyahu (kanan) tak menyinggung rencana Donald Trump (kiri) mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato perdananya setelah Amerika Serikat memastikan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu (6/12). Namun, dia justru tidak menyinggung langkah AS yang kontroversial itu.

Dalam pernyataannya di konferensi diplomatik Yerusalem, Netanyahu justru fokus menjabarkan hubungan Israel selama ini dengan sejumlah negara di Timur Tengah, kecuali Iran. Dia menganggap Iran sebagai "rezim agresif" yang berupaya memiliki senjata nuklir dan ingin membangun jembatan penghubung negara itu dengan sekutunya di Laut Mediterania.

"Israel memiliki hubungan dengan hampir setiap negara di kawasan yang tidak secara formal mengakui negara kami, karena kepentingan ekonomi dan keamanan," kata Netanyahu sebagaimana dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lihat negara yang berwarna merah itu? Negara itu tidak masuk dalam daftar sekutu diplomatik kami," lanjutnya sambil menunjuk Iran dalam peta kawasan yang dipresentasikan.

Israel selama ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan sebagian besar negara di Timur Tengah karena riwayat penjajahan dan konflik panjangnya dengan Palestina.
Beberapa negara, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam, mengucilkan Israel secara ekonomi dengan memboikot sejumlah produk negara itu.

Dalam pidato 21 menit tersebut, Netanyahu juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan AS, yang selama ini merupakan sekutu terdekatnya.

Namun, dia tetap tidak menyinggung rencana Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv ke Yerusalem, menandakan pengakuan kota itu sebagai ibu kota Israel.

Sampai saat ini, Israel belum memberi tanggapan resmi terkait rencana AS yang dianggap bisa memperkeruh konflik di Timur Tengah itu.
Israel selama ini menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya, meski masyarakat internasional hanya mengakui Tel Aviv. Sementara itu, Palestina menginginkan bagian timur kota tersebut dijadikan ibu kotanya kelak setelah merdeka penuh dari penjajahan pemerintah zionis.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER