Menlu RI Bantah Pernyataan Dubes AS soal Yerusalem

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 07 Des 2017 17:06 WIB
Menlu Retno Marsudi membantah pernyataan Dubes AS Joseph Donovan yang menyebut keduanya telah berkonsultasi terkait pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menlu Retno Marsudi membantah pernyataan Dubes AS Joseph Donovan soal Yerusalem. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengklarifikasi pernyataan Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan bahwa keduanya telah berkonsultasi terkait keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Ada berita bahwa Dubes AS sudah konsultasi dengan Indonesia. Saya tegaskan konsultasi ini maksudnya apa. Iya, memang kami bertemu karena saya yang memanggil untuk menyampaikan posisi RI terkait situasi ini," kata Retno di sela pertemuan bilateral dalam Bali Democracy Forum di Serpong, Banten, Kamis (7/12).

Klarifikasi itu diungkapkan Retno menyusul pernyataan Donovan melalui situs resmi Kedubes AS yang mengatakan bahwa Washington telah berkonsultasi dengan sejumlah negara mitra, termasuk Indonesia, sebelum mengumumkan secara resmi keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno mengatakan komunikasi antara dirinya dan Donovan dilakukan berdasarkan inisiatif Indonesia demi mempertegas posisi pemerintah yang mengecam segala bentuk pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Tak lama sebelum Trump mengumumkan keputusan kontroversial itu, Retno mengatakan telah berkomunikasi dengan Menlu AS Rex Tillerson untuk untuk tujuan yang sama.

"Saya juga menanyakan kepada Rex apakah ada kemungkinan lain selain keputusan ini, mengingat keputusan AS tersebut adalah sebuah langkah yang tidak bisa diterima dunia internasional," kata Retno.
Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel diumumkan oleh Trump semalam. Kebijakan itu diambil berdasarkan undang-undang yang telah disahkan sejak 1995 silam tapi selalu ditangguhkan setiap enam bulan oleh semua presiden yang menjabat sebelumnya.

Masyarakat internasional tidak mengakui klaim pemerintah zionis atas kota yang diperebutkan karena alasan historis dan religius ini. Walau demikian, warga Israel sejak awal tetap menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadinya.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER