Abbas: Palestina akan Minta Keanggotaan Penuh di PBB

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 14 Des 2017 17:05 WIB
Presiden Mahmoud Abbas menyatakan akan segera meminta DK PBB untuk memberikan keanggotaan penuh bagi Palestina di organisasi dunia itu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan negaranya akan mengupayakan keanggotaan penuh di PBB. (AFP Photo/Abbas Momani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan negaranya akan segera meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) untuk mendapatkan keanggotaan penuh PBB. Langkah itu dia ambil setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Yerusalem adalah dan akan selamanya menjadi ibu kota Palestina. Tidak akan perdamaian dan stabilitas tanpa itu," kata Abbas seperti dikutip AFP.

Hal itu dinyatakan Abbas di sela pertemuan luar biasa negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Rabu (13/12), yang membahas keputusan kontroversial Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta besar Palestina di New York  juga telah meminta DK PBB menggelar jajak pendapat terkait rancangan resolusi penolakan keputusan Trump soal Yerusalem, meski kemungkinan besar AS akan memveto jika voting dilakukan.

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan  rancangan resolusi itu berisikan permintaan kepada AS untuk membatalkan keputusannya soal Yerusalem.

Draf resolusi itu kemungkinan akan mulai disebarkan ke seluruh anggota DK PBB minggu ini.

Pada pertemuan puncak OKI, para pemimpin negara OKI mengeluarkan Deklarasi Istanbul yang mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan AS.

[Gambas:Video CNN]

Adapun Abbas memperingatkan bahwa tidak akan ada perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah sampai Yerusalem diakui secara resmi sebagai Ibu Kota Palestina.

Selain mengecam keras keputusan Trump, Abbas menyatakan bahwa  AS sudah tidak memiliki hak dan peran sebagai salah satu penengah dalam proses perdamaian di Timur Tengah.

Dia menganggap sikap Trump soal Yerusalem itu seperti AS memberikan sebuah kota di negaranya sebagai hadiah bagi Zionis.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER