Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia mendapatkan informasi intelijen dari Amerika Serikat yang membantu menggagalkan potensi serangan bom mematikan di St Petersburg. Pejabat dari kedua negara mengungkapkan kerja sama langka ini pada Minggu (17/12), di tengah hubungan yang merenggang antara Washington dan Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Presiden AS Donald Trump untuk berterima kasih atas bantuannya. Kremlin menyatakan informasi itu membantu mencegah serangan bom di sebuah gereja katedral di kota tersebut dan sejumlah lokasi lainnya.
Gedung Putih tidak mengungkapkan detail rencana serangan itu sendiri, tapi menyatakan bahwa serangan tersebut "bisa menewaskan banyak orang" seandainya terjadi. Kedua pihak tidak mengidentifikasi siapa pelaku yang merencanakan serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan AS memungkinkan badan penegak hukum Rusia untuk menangkap para pelaku sebelum melaksanakan serangannya, kata Gedung Putih dan Kremlin.
Hubungan antara Washington dan Moskow merenggang karena perbedaan suara soal perang di Ukraina dan Suriah, meski Trump telah bersumpah akan memperbaiki hubungan antara kedua negara, ketika masih berkampanye dulu.
Hubungan itu diperumit oleh dugaan AS yang menyebut
Rusia ikut campur dalam pemilihan umum untuk membantu Trump terpilih sebagai presiden. Kremlin telah berulang kali menampik tudingan tersebut.
Pihak Rusia menyebut Putin meyakini Trump bukan pihak yang bersalah atas memburuknya hubungan kedua negara.
Panggilan telepon antara Trump dan Putin yang dilaporkan
Reuters ini setidaknya merupakan yang kedua dalam sepekan terakhir. Pada Kamis, Putin dan Trump
berbicara soal krisis di Korea Utara. St Petersburg pernah diguncang serangan teror di pertengahan tahun ini. (REUTERS/Anton Vaganov) |
Serangan yang digagalkan itu direncanakan untuk menyerang Katedral Kazansky, di kota terpenting kedua Rusia, St Petersburg. Selain situs wisata populer itu, aksi teror juga semula hendak dilakukan di sejumlah lokasi lain yang ramai, kata Kremlin.
Gedung Putih menyatakan penggagalan serangan tersebut menunjukkan apa yang bisa dilakukan Moskow dan Washington jika kedua negara berpengaruh di dunia itu bekerja sama.
"Kedua pemimpin negara sepakat ini merupakan contoh hal positif yang bisa dilakukan ketika kedua negara bekerja sama," bunyi pernyataan Gedung Putih. Trump, kata kantor kepresidenan AS itu, mengapresiasi panggilan telepon dari Putin.
Sejumlah media Rusia melaporkan pada pekan lalu bahwa Badan Keamanan Federal telah menangkap sejumlah anggota ISIS yang berencana melakukan serangan bom bunuh diri di Katedral Kazansky pada Minggu.
 Donald Trump (kanan) berjanji akan memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Putin (kiri). (REUTERS/Carlos Barria) |
Badan Intelijen Pusat AS dan Kantor Direktur Intelijen Nasional belum merespons ketika ditanyai soal detail rencana tersebut.
Putin menyatakan Rusia akan memperingatkan otoritas AS jika menerima informasi soal rencana serangan di Negeri Paman Sam, kata Kremlin.
Rusia telah berulang kali menjadi sasaran serangan teror, termasuk pada April lalu di mana 14 orang tewas akibat
ledakan di gerbong kereta bawah tanah di St Petersburg.
Polisi Rusia juga menangkap sejumlah tersangka dalam serangan di negara pecahan Soviet berpenduduk mayoritas Islam di Asia.
(aal)