Kru Kapal Pemasok Minyak Korea Utara Ditahan di Korsel

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 31 Des 2017 05:40 WIB
Pihak berwajib Korea Selatan menangkap dan menginterogasi awak kapal Lighthouse Winmore yang diduga mentransfer minyak ke kapal Korea Utara di tengah laut.
Kapal Lighthouse Winmore (Foto: AFP PHOTO / YONHAP / - / - South Korea OUT /)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwajib Korea Selatan telah menangkap dan menginterogasi awak kapal Lighthouse Winmore yang diduga mentransfer bahan bakar minyak ke kapal Korea Utara di tengah laut.

Tindakan mentransfer bahan bakar ke Korea Utara melanggar sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB atas Korea Utara gara-gara program nuklir mereka. Pada foto yang dirilis pada November lalu, kapal Lighthouse Winmore terekam mentransfer minyak ke kapal Korea Utara di perairan internasional.

Kapal yang terdaftar di Hong Kong itu sendiri memiliki 25 kru, termasuk 23 warga negara China dan dua warga Myanmar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lighthouse Winmore tercatat disewa oleh perusahaan Taiwan bernama Billions Bunker Group Corp. Kapal ini berlabuh di Pelabuhan Yeosu Korea Selatan pada 11 Oktober dan memuat 14.000 ton minyak asal Jepang, sebelum berangkat ke Taiwan.

Alih-alih ke Taiwan, menurut seorang pejabat Imigrasi Korsel kepada AFP, kapal itu mentransfer 600 ton minyak ke kapal Sam Jong 2 dari Korea Utara di perairan internasional dekat China, sebelum kembali ke Yeosu.  

Kapal dan krunya saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh pihah berwajib. Laporan investigasi atas kasus itu akan diserahkan kepada komite sanksi Dewan Keamanan PBB.

Kapal Lighthouse Winmore adalah satu dari 10 kapal yang telah diminta oleh Amerika Serikat, untuk dijatuhi sanksi. Tuduhannya, kapal-kapal itu telah melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara.

Sanksi terhadap Korea Utara dikeluarkan terkait dengan program nuklir negara itu. Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan sejumlah sanksi bagi negara tersebut.

Dewan Keamanan telah mengeluarkan tiga set sanksi terhadap Korea Utara tahun ini. Pada 5 Agustus lalu, sanksi itu menargetkan impor besi, batu bara, dan industri perikanan. Pada 15 September, sanksi ditujukan untuk tekstil dan pembatasan suplai minyak. Lalu pada 22 Desember, fokus pada produk dari minyak sulingan.   
    
“Sanksi Dewan Keamanan PBB melarang transfer apapun ke kapal Korea Utara,” tutur seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, kepada CNN. Dia menyebutkan, kapal Lighthouse Winmore ditangkap saat masuk kembali ke Yeosu pada 24 November 2017.

Selain kasus kapal Lighthouse Winmore itu, ada juga kasus dugaan kapal tanker Rusia mentransfer minyak ke kapal Korea Utara, seperti diungkap dua pejabat keamanan senior Eropa Barat, kepada kantor berita Reuters, Sabtu (30/12).

Mereka mengutip laporan intelijen angkatan laut dan gambar-gambar yang direkam satelit, bahwa kapal Rusia itu beroperasi dari pelabuhan di timur jauh Rusia.

Penjualan minyak kepada Korea Utara itu, menurut kedua sumber itu, telah melanggar sanksi PBB kepada Korea Utara. Rusia adalah pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB. Namun si sumber mengakui belum ada bukti bahwa penjualan minyak itu di-backing oleh pemerintah Rusia.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meminta Rusia dan anggota PBB lainnya untuk mengimplementasikan sanksi tersebut secara serius. Khususnya mencegah terjadinya pemindahan BBM dari kapal ke kapal, dan pengiriman batu bara dari Korea Utara.  

Presiden AS Donald Trump, pada Jumat lalu, menuding China secara ilegal telah mengirimkan produk minyaknya ke Korea Utara.

Sementara itu, seperti dilansir Washington Post, Kementerian Luar Negeri Rusia membantah cerita dua sumber Reuters tadi bahwa sanksi terhadap Korea Utara sudah dilanggar. Pemerintah Rusia menyatakan pihaknya sepenuhnya dan sangat ketat mengawasi sanksi terhadap Korea Utara.
(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER