Jakarta, CNN Indonesia -- India membatalkan kesepakatan senilai US$500 juta untuk membeli 1.600 unit rudal anti-tank Israel, Spike.
Kementerian Pertahanan India telah mengambil keputusan sebelumnya, namun pernyataan resmi perusahaan baru disampaikan pekan lalu.
"Rafael menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Perdahanan India soal pembatalan kesepakatan Spike," kata Ishai DAvid, juru bicara Rafael seperti dilaporkan
PTI, Rabu (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disaat bersamaan, New Delhi telah menuntaskan kesepakatan pembelian 131 rudal dari darat ke udara dari Barak senilai US$70 juta.
[Gambas:Youtube]Dalam pernyataannya, Rafael menyayangkan keputusan India. Namun menyatakan kesiapan untuk terus bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri India, pasar penting selama dua dekade terakhir, dan akan menyediakan India sistem persenjataan tercanggih dan paling inovatif.
Spike adalah rudal portabel yang dibuat Rafael Advanced Defence Sistem, perusahaan pemerintah pembuat senjata Israel. Berjudul "tembak dan lupakan" rudal tersebut memungkinkan tentara yang menggunakan segera menutupi pelontar rudal. India memilih Spike yang telah digunakan 26 negara di dunia, ketimbang rudal Javelin yang ditawarkan Washington pada 2014.
Negosiasi pembelian Spike antara Kementerian Pertahanan dengan Rafael telah selesai. Perusahaan Israel itu bahkan telah membangun fasilitas pembuatan rudal dekat Hyderabad bersama-sama dengan perusahaan India, Kalyani Group.
Pembatalan terjadi beberapa hari sebelum kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke India, mulai 14 Januari.
Pembatalan pesanan Spike tampaknya bakal menjadi salah satu pembicaraan. CEO Rafael ikut menemani Netanyahu dalam lawatan empat hari tersebut. Israel merupakan pemasok senjata utama bagi India, yang menjual US$1 miliar peralatan militer setiap tahunnya.
(nat)