Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya sejak lebih dari satu dekade silam, Korea Utara akan mengirimkan tim pemandu sorak perempuan ke perhelatan olahraga internasional, yaitu Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Unifikasi Korsel, Chun Hae-sung, tak lama setelah menghadiri pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara pada Selasa (9/1).
Media Korsel pun langsung ramai membicarakan pengiriman pemandu sorak Korut pertama sejak 2005 ini. Sejumlah media bahkan menyebut tim ini sebagai “pasukan pemandu sorak cantik.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chun mengatakan, rombongan pemandu sorak itu akan tergabung dalam delegasi yang dikirimkan Korut ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang pada Februari mendatang.
Selain pemandu sorak, delegasi itu juga terdiri atas tim atlet dan sejumlah pejabat tingkat tinggi dari pemerintahan Kim Jong-un.
Menurut Chun, pihak Korsel mengusulkan agar atlet dari kedua negara berarak bersama pada pembukaan dan penutupan gelaran olimpiade tersebut agar menunjukkan penguatan relasi.
Sebagaimana dilansir
Reuters, atlet kedua negara sudah beberapa kali melakukan parade bersama dalam pembukaan dan penutupan serentetan pergelaran olahraga internasional, tapi kebiasaan itu berhenti sejak Olimpiade Musim Dingin Asia 2007 di China.
[Gambas:Video CNN]Korsel pun mengupayakan berbagai cara agar dalam Olimpiade ini, seluruh tim delegasi Korut dapat diboyong ke negara mereka.
Chun mengatakan, Korsel bahkan sedang menilik kemungkinan pencabutan sanksi unilateral yang melarang masuk sejumlah pejabat Korut sebagai ganjaran atas peluncuran rudal Pyongyang sepanjang tahun lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Chun juga mengangkat isu program senjata rudal dan nuklir Korut yang selama tahun lalu menjadi sorotan internasonal. Namun, tak ada respons spesifik dari Korut.
Meski demikian, pertemuan ini tetap dianggap sebagai salah satu tonggak perbaikan hubungan antara Korsel dan Korut yang memanas sejak tahun lalu.
Warga dari kedua negara pun menyambut gembira pertemuan ini. Saat rombongan perwakilan kedua negara menuju lokasi pertemuan, terlihat seorang warga mengibarkan bendera Korut dan Korsel.
Walau mengawali tahun baru ini dengan nada positif terhadap Korsel, Kim Jong-un tetap menyatakan bahwa dia siap menekan "tombol nuklir" jika AS tetap mengancam negaranya.
Sejumlah pakar pun memandang pidato Kim jelas merupakan upaya untuk menjauhkan Korsel dari sekutu utamanya, AS, yang tengah memimpin kampanye internasional untuk menekan Korut melalui sanksi.
(nat)