Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Moon Jae-in mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memegang andil besar sehingga pertemuan tingkat tinggi Korea Selatan dan Korea Utara dapat terjadi pada Selasa (9/1), untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua tahun.
"Saya pikir, Presiden Trump memegang peranan penting atas terjadinya pembicaraan antar-Korea ini. Ini bisa jadi terjadi akibat sanksi dan tekanan yang diusulkan AS," ujar Moon dalam pernyataan awal tahunnya, Selasa (9/1).
Dengan pernyataan ini, Moon sekaligus menampik kekhawatiran AS akan kerenggangan hubungan Seoul dan Washington seiring merekatnya kembali relasi dengan Korut.
Moon bahkan memastikan, Korsel juga tetap sepaham dengan AS bahwa Korut harus menghentikan program senjata rudal dan nuklirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Denuklirisasi di Semenanjung Korea sudah disepakati bersama oleh kedua Korea yang akan menjadi acuan kami dan tak akan kami ingkari," ucap Moon.
Di sisi lain, Korut mengatakan bahwa mereka tidak akan membicarakan isu nuklir dengan Seoul karena senjata yang sedang mereka kembangkan itu bukan untuk menyerang Korsel, Rusia, mau pun China, tapi AS.
Namun, AS sendiri menyatakan dukungan mereka terhadap pertemuan tingkat tinggi antara Korsel dan Korut yang dihelat di zona demilitarisasi (DMZ) di perbatasan kedua negara pada Selasa ini.
AS berharap perundingan ini dapat menjadi tonggak untuk memulai pembicaraan mengenai peredaman ambisi nuklir Korut. Kementerian Luar Negeri AS pun menyatakan kesiapan mereka untuk ikut serta dalam pembicaraan kedua negara itu selanjutnya.
Meski demikian, pihak Korut kembali menekankan bahwa isu nuklir sama sekali tak masuk agenda pembicaraan dengan Korsel.
[Gambas:Video CNN]Dalam pembicaraan itu, Korut hanya menyampaikan konfirmasi keikutsertaan atlit mereka dalam Olimpiade Musim Dingin yang akan digelar di Pyeongchang pada Februari mendatang.
Korut rencananya akan mengirimkan satu delegasi yang terdiri dari atlit, sejumlah pejabat tingkat tinggi, dan satu tim pemandu sorak.
Selain itu, pembicaraan hanya berfokus pada perbaikan hubungan kedua negara yang memanas akibat isu rudal Korut sepanjang tahun lalu.
(has)