Jakarta, CNN Indonesia --
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan menunjuk adik perempuannya, Kim Yo-jong, sebagai menteri pertahanan menggantikan pamannya, Jang Song-taek, yang dieksekusi mati 2013 lalu.
Dengan jabatan tersebut, perempuan yang dikabarkan berusia 28 tahun itu akan bertanggung jawab perihal masalah keamanan nasional, termasuk kepolisian dan urusan eksekusi mati.
Kabar ini mencuat tak lama setelah Yo-jong dipromosikan sebagai anggota Biro Politik di Komite Sentral Partai Buruh, partai berkuasa di negara terisolasi itu, pada November lalu oleh sang kakak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Yo-jong terlihat hadir untuk pertama kalinya di acara partai dan duduk di sebelah orang kepercayaan Kim Jong-un, Choe Ryong-hae.
"Dan dilihat dari posisinya ini, ada kemungkinan dia [Yo-jong] telah dipromosikan," ucap seorang sumber pemerintah
Korea Utara di
Korea Selatan kepada
Chosun Ilbo, Kamis (25/1).
Menurut sumber tersebut, pengangkatan Yo-jong ini diperkirakan dilakukan untuk memperkuat kekuasan dinasti Kim dalam lingkaran pemerintah dan menjaga jabatan Choe selaku direktur departemen bimbingan Partai Buruh.
"Choe Ryong-hae telah ditunjuk sebagai Direktur Organisasi dan Departemen Bimbingan Partai Buruh pada Januari 2017 lalu dan cabang administratif yang bertanggung jawab atas keamanan negara dijadikan sebuah lembaga independen baru," kata sumber tersebut.
Selama ini tak banyak informasi terungkap mengenai Yo-jong yang merupakan putri bungsu Kim Jong-Il. Dia dikabarkan pernah mengemban pendidikan di Swiss bersama sang kakak.
Yo-jong merupakan salah satu pendukung terkuat Jong-un dan pernah menjabat sabagai Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi di Partai Buruh.
Dia pernah beberapa kali hadir di acara kenegaraan menggantikan Jong-un. Seperti sejumlah petinggi rezim Korut lainnya, Yo-jong juga masuk dalam daftar hitam Kementerian Keuangan Amerika Serikat karena dianggap melakukan pelanggaran HAM berat.
"Dia dikenal karena pekerjaannya pada tahun-tahun lalu untuk memoles dan menjadikan Kim Jong-un sebagai idola," kata Yang Moo-jin, profesor studi Korea Utara di Universitas Korea Selatan.
[Gambas:Video CNN] (nat)