'Ramalan' Penembakan Sekolah di Florida yang Diacuhkan FBI

REUTERS | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Feb 2018 12:40 WIB
FBI mengaku mendapat dua laporan mengenai gerak-gerik terduga pelaku penembakan di sekolah Florida. Namun, mereka "mengacuhkannya".
Nikolas Cruz (baju oranye), terduga pelaku penembakan di sekolah Florida. (REUTERS/Susan Stocker/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- FBI mengakui pada Jumat (16/2) bahwa pihaknya gagal mengantisipasi peristiwa penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas, Florida, yang menewaskan 17 orang dan melukai belasan orang lainnya.

Padahal sebelumnya, mereka telah mendapat laporan mengenai keberadaan seorang pemuda yang memiliki senjata api.

Pengakuan FBI tentu saja membuat berang masyarakat di Florida, khususnya Gubernur Florida, Rick Scott, yang sampai meminta pimpinan FBI untuk mundur dari jabatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FBI mendapat laporan dari seseorang yang mengaku dekat dengan terduga pelaku penembakan, Nikolas Cruz (19). Dalam laporannya yang bernada khawatir, ia seakan "meramal" bahwa Cruz bakal menjadi pelaku penembakan.

Sang pelapor tersebut menghubungi FBI pada 5 Januari 2018--beberapa minggu sebelum penembakan terjadi, untuk meminta bantuan pihak keamanan mengawasi Cruz.

"Pelapor mengatakan kalau Cruz memiliki senjata serta keinginan membunuh orang. Ditambah dengan unggahan-unggahan bernada kebenciannya di media sosial," kata pihak FBI dalam pernyataannya.

Seharusnya, FBI bisa langsung menghubungi agen FBI di Miami untuk melakukan penyelidikan. Namun, FBI tak melakukan pengembangan lebih lanjut.

Di bulan September 2017, FBI juga sempat mendapat laporan mengenai unggahan komentar bernada kebencian di salah satu video Youtube.

Sang penulis bernama akun Nikolas Cruz yang mengunggah komentar, "Saya akan menjadi penembak sekolah yang handal."

Lagi-lagi, FBI tak mengembangkan laporan tersebut karena kesulitan mencari jejak digital sang penulis komentar.

"FBI telah gagal mengantisipasi aksi yang tak bisa diterima ini," kata Scott, yang juga seorang kader Partai Republik.

"Selama ini kita melihat kampanye 'lihat dan laporkan,' dan sayangnya FBI tidak melakukannya," lanjutnya.

Senada dengan Scott, salah satu keluarga korban yang tewas juga mengatakan hal demikian.

"FBI meminta maaf? Katakan sendiri kepada keluarga yang ditinggalkan," kata pria tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER