Pembayaran pajak tidak terjadi sebatas di jalanan dan kepada para pengusaha. Penduduk biasa Somalia juga harus membayar uang tahunan ke kelompok al-Qaidah yang bertanggung jawab atas serangan teror di kedutaan besar AS, Kenya dan Tanzania pada 1998 silam dan pembunuhan besar-besaran di Wastgate Mall Nairobi empat tahun lalu.
Fatima Ali Hassan sempat mempunyai puluhan kambing dan sapi. Terpaksa meninggalkan rumah karena kekeringan dan tuntutan uang dari al-Shabaab, ibu dari tujuh anak ini sekarang hidup di tenda pengungsian di Baidoa. Ini hanyalah satu dari puluhan ribu orang yang berakhir singgah di kota penuh kelaparan itu.
Tetapi bahkan setelah di sana, ia dan 270,000 pengungsi lainnya menjadi aset kelompok teror tersebut. PBB takut kekeringan yang terus berlangsung akan sekali lagi mengancam Somalia dengan kelaparan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu bisa memberikan al-Shabaab kesempatan yang lebih besar untuk meraup untung dari bantuan luar negeri - terutama jika mereka mempertahankan kuasanya atas rute utama dalam negeri.
Tentara nasional Somalia Terdiri dari sejumlah kelompok bersenjata yang bersaing, dipersatukan oleh harapan tipis agar kelak suatu hari dapat bisa menang melawan para ekstremis.
Untuk sekarang, kekuatan tempur utama negara Somalia adalah 22,000 kontingen kuat Uni Afrika yang selama ini melindungi pemerintahan seumur jagung Mogadishu.
Mereka berupaya merebut kembali daerah selatan dari al-Shabaab. Namun, mereka perlahan menarik diri dan diperkirakan akan keluar dalam waktu dua tahun.
Pemimpin militer Uni Afrika mengaku tidak sanggup mendorong keluar al-Shabaab dari jalan-jalan utama yang memberikan mereka pendapatan yang begitu besar.
"Daripada mengurangi [pasukan Uni Afrika], seharusnya ditingkatkan," ujar Letnan Kolonel Chris Ogwal. "Kami sekarang kewalahan, kami hanya mengadakan operasi serangan kecil."
Ogwal memimpin kontingen Uganda yang mengontrol jalanan antara Mogadishu dan kota kecil Afgoye. Namun, mereka tidak menguasai jalanan sisanya yang menuju Baidoa.
Lokasi itu tetap menjadi arteri keuangan al-Shabaab.
Ogwal mengatakan setiap berkurangnya pasukan Uni Afrika akan menyisakan ruang untuk diisi oleh al-Shabaab.
Ini menyebabkan pasukan Amerika yang perlahan bertambah di negara ini mesti memanggul beban semakin berat. Saat ini, ada lebih dari 500 anggota pasukan AS di Somalia, termasuk pasukan operasi khusus.
Tahun ini adalah peringatan 25 tahun Pertempuran Mogadishu, bentrokan di mana 18 warga Amerika dan lebih dari 1.000 penduduk Somalia tewas saat pasukan khusus Amerika Serikat mencoba menangkap pelaku kejahatan terkuat Somalia saat itu, Mohammed Farrah Aidid.
Gambar-gambar jenazah seorang pilot yang diseret di atas debu-debu ibu kota Somalia dengan cepat menghambat misi yang sebelumnya bertujuan untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan. AS pun menarik pasukannya dua tahun kemudian.
Akan tetapi, korupsi dan manipulasi bantuan di Somalia masih bertahan, dan sekarang dilakukan juga untuk mendanai gerakan teroris. Lebih parah, para penyebar teror itu mengendalikan sepertiga negara dan berpotensi menjadi magnet jihadis ISIS yang lari dari Suriah dan Irak.
(lit/aal)