Jakarta, CNN Indonesia -- Demi perdamaian, Korea Selatan akan menerima delegasi Korea Utara pimpinan Kim Yong-chol, jenderal yang dituding memimpin operasi dengan korban hingga 46 jiwa.
Sebagai Wakil Ketua Komite Pusat Partai Pekerja, Kim Yong-chol akan memimpin delegasi Korut dalam penutupan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang pada Minggu (25/2). Dia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Moon Jae-in.
"Di tengah situasi sulit ini, kami memutuskan untuk fokus pada perdamaian di Semenanjung Korea dan perbaikan relasi antar-Korea, bukan masa lalu mereka," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi, Baik Tae-hyun, Jumat (23/2).
Selama ini, Kim Yong-chol diyakini pernah memimpin badan mata-mata Korut dan memerintahkan agennya untuk melancarkan operasi serangan torpedo ke kapal Korsel hingga menewaskan 46 pelaut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korsel juga menuding Kim Yong-chol sebagai dalang di balik serangan di Pulau Yeonpyeong yang merenggut empat nyawa.
Dengan rekam jejak tersebut, Korsel pun memasukkan nama Kim Yong-chol dalam daftar target sanksi berupa pembekuan aset.
Keputusan untuk menerima Kim Yong-chol ini pun dikecam oleh sekitar 70 anggota oposisi dari Partai Kebebasan Korea yang menggelar aksi di depan Blue House, kompleks istana kepresidenan.
"Keputusan Presiden Moon untuk menerima pelanggar perdamaian Korut adalah isu serius dan ini akan tercatat dalam sejarah sebagai kejahatan abadi," demikian pernyataan resmi partai tersebut, sebagaimana dikutip Reuters.
Para keluarga pelaut yang menjadi korban dalam tragedi di Cheonan pun berencana menggelar konferensi pers untuk menyuarakan penolakan terhadap keputusan pemerintah tersebut.
Membendung amarah publik, Baik pun menegaskan bahwa proses penyelidikan seluruh tudingan tersebut akan tetap dilanjutkan.
"Namun, upaya untuk membawa perdamaian di Semenanjung Korea juga penting agar provokasi seperti itu tidak terjadi lagi," kata Baik.
Sejumlah pengamat memang mengatakan bahwa sekarang adalah momentum yang tepat bagi kedua negara Korea untuk membicarkan perundingan damai.
Hawa perdamaian ini mulai terasa sejak tahun baru 2018, ketika pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, menyiratkan keinginan Pyongyang untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
[Gambas:Video CNN]Mengusung agenda utama perdamaian dengan Korut ketika dilantik pada tahun lalu, Presiden Moon Jae-in pun menyambut baik sinyal dari Kim Jong-un ini.
Korsel menempuh berbagai cara agar delegasi Pyongyang dapat ikut serta, bahkan hingga rela menggelontorkan miliaran dolar untuk mengakomodasi para atlet Korut hingga tim pemandu sorak.
Upaya ini dianggap berbuah manis, terutama setelah para atlet Korut dan Korsel berarak di bawah satu bendera dalam upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin. Di bangku penonton, Moon Jae-in tersenyum lebar di samping adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong.
Keduanya kemudian menunjukkan keharmonisan dalam pertemuan di Blue House, juga ketika menonton konser musik bersama sebelum Kim Yo-jong kembali ke Korut.
(has)