Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa
Arab Saudi telah memberi izin terbang bagi salah satu maskapai asing asal India, Air India, melintasi ruang udara Saudi untuk menuju Tel Aviv.
Netanyahu mengungkapkan hal itu kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers di Washington, Amerika Serikat, seusai bertemu Presiden Donald Trump, Senin (5/3).
Belum ada konfirmasi resmi dari pejabat Saudi maupun maskapai Air India mengenai hal ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip
Reuters, Selasa (6/3), pada Februari lalu Air India memang mengumumkan rencana membuka rute penerbangan baru dari Saudi menuju Tel Aviv. Tapi, saat itu Otoritas Umum Penerbangan Sipil di Riyadh membantah telah memberikan izin terbang dengan rute tersebut kepada maskapai.
Selama ini, India dan Israel memiliki kerja sama termasuk membuka sejumlah penerbangan langsung dari masing-masing negara. Maskapai Israel, El Al Israel, membuka penerbangan langsung ke Mumbai empat kali dalam sepekan.
Penerbangan tersebut menghabiskan sedikitnya tujuh jam melewati Ethiopia dan timur India karena harus menghindari wilayah udara Saudi.
Media Israel mengatakan jika Saudi mengizinkan pesawat komersial terbang di wilayah udaranya untuk menuju tel Aviv, hal tersebut dapat mengurangi biaya dan waktu tempuh lebih dari dua jam.
Jika benar, pembukaan jalur udara oleh Saudi ini juga dianggap sebagai perbaikan hubungan Riyadh dan Tel Aviv yang selama 70 tahun terakhir tidak memiliki hubungan diplomatik apapun.
Meski kedua negara merupakan sekutu dekat Amerika Serikat di Timur Tengah, sejak pendudukan di wilayah Palestina, Israel tidak pernah diakui sebagai negara oleh Saudi. Namun baik Saudi dan Israel punya kepentingan dan kekhawatiran yang sama terkait menguatnya pengaruh Iran di kawasan.
(nat)