Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah membuat banyak pihak berspekulasi karena terus bungkam, Korea Utara akhirnya buka suara mengenai rencana pertemuan pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Dialog perdamaian Korea Utara adalah ekspresi dari kepercayaan diri karena sudah mencapai apa yang kami inginkan," demikian pernyataan pemerintah Korut melalui kantor berita resmi
KCNA, sebagaimana dikutip
AFP, Selasa (20/3).
Korut pun mematahkan sejumlah spekulasi yang menyatakan bahwa Kim akhirnya mengirimkan undangan pertemuan kepada Trump karena sanksi internasional mulai mencekik negaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernyataan sampah 'sebagai hasil sanksi dan tekanan' yang dikeluarkan oleh pasukan musuh itu tidak ada artinya, sangat sia-sia," tulis
KCNA.
Melanjutkan pernyataan pemerintah,
KCNA menulis, "Ini pemikiran sempit untuk menanggapi kisruh ini demi menghancurkan atmosfer dan mengatakan ini itu sebelum pihak yang berkaitan diberikan kesempatan untuk mempelajari pemikiran pihak lain dan duduk di meja perundingan."
Di akhir pernyataannya, Korut pun mengimbau agar semua pihak untuk menanggapi pertemuan ini dengan bijak dan sabar.
Pernyataan ini memecah kebungkaman Korut yang sempat membuat rencana pertemuan antara Kim dan Trump dipertanyakan.
Sejak Trump menerima undangan dari Kim yang disampaikan oleh delegasi Korsel di Gedung Putih pada Februari lalu, pihak Korut belum memberikan konfirmasi resmi hingga pernyataan ini dirilis.
Meski demikian, AS mengaku optimistis pertemuan ini akan tetap terjadi. Keyakinan semakin kuat setelah sejumlah laporan menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong Ho, bertemu dengan Menlu Swedia, Margot Wallstom.
Selama ini, Swedia adalah penengah antara Korut dan AS yang tidak memiliki hubungan diplomatik. Pertemuan antara kedua menlu ini pun disebut-sebut berkaitan dengan penyusunan pokok bahasan antara Kim dan Trump.
[Gambas:Video CNN]Selain itu, sejumlah laporan juga menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membicarakan kemungkinan pembebasan tiga warga AS yang ditahan di Korut.
Setelah pertemuan Swedia dan Korut disusul konfirmasi Pyongyang ini, Korea Selatan pun langsung merilis pernyataan sikap optimistis.
"Pertemuan Korea Utara-AS akan menjadi momen bersejarah setelah pertemuan antara-Kroea," kata Presiden Korsel, Moon Jae-in.
(has)