Pertama Kalinya, Menteri Myanmar Kunjungi Kamp Rohingya

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 11 Apr 2018 18:05 WIB
Untuk pertama kalinya, seorang menteri Myanmar mengunjungi kamp pengungsi Rohingya yang kabur untuk menghindari kekerasan militer di negara bagian Rakhine.
Menteri Sosial Myanmar, Win Myat Aye, mengunjungi kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar pada Rabu (11/4), di sela lawatan selama tiga hari di Bangladesh. (AFP Photo/Munir Uz Zaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, seorang menteri Myanmar mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh yang kabur untuk menghindari kekerasan militer di negara bagian Rakhine.

Menteri Sosial Myanmar, Win Myat Aye, mengunjungi kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar pada Rabu (11/4), di sela lawatan selama tiga hari di Bangladesh.

Kepala kepolisian setempat, Abul Khaer, mengatakan bahwa Aye bertemua "beberapa pejabat di kamp itu," termasuk perwakilan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Sejumlah pemimpin Rohingya pun menyambut baik kesempatan untuk bertemu Aye secara pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin bertatap muka dengan menteri itu," ucap seorang pemimpin, Mohibullah, kepada AFP.

Sejumlah sumber kemudian membocorkan kepada AFP bahwa Aye nantinya akan bertemu dengan 40 pemimpin komunitas Rohingya.

Aye sendiri adalah wakil kepala satuan tugas yang ditunjuk pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menyelidiki krisis di Rakhine.
Dia pula yang mewakili Myanmar untuk menandatangani kesepakatan pemulangan 750 ribu pengungsi Rohingya dari Bangladesh.

Namun hingga kini, proses pemulangan itu masih tersendat karena persyaratan yang terlalu ketat. Selain itu, para Rohingya juga takut kembali ke Myanmar jika tak ada jaminan keamanan.

Tinggal di Rakhine selama beberapa generasi, kaum minoritas Rohingya tak pernah diakui sebagai warga negara Myanmar.
Mereka pun kerap menjadi korban diskriminasi, mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, hingga pembakaran rumah.

Gelombang kekerasan oleh militer terakhir kali pecah pada Agustus tahun lalu, menyebabkan 100 ribu orang tewas dan 700 ribu Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

Bangladesh sendiri masih menampung 300 ribu pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari gelombang kekerasan sebelumnya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER