Jakarta, CNN Indonesia -- Kim Jong-un mencetak sejarah dengan menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara pertama yang menjejakkan kaki di tanah Korea Selatan. Sesampainya di Rumah Perdamaian, Kim bingung mempertanyakan betapa sulit pemimpin Korut mencapai Korsel selama ini.
"Ketika saya berjalan ke sini, saya berpikir, mengapa sangat sulit ke sini? Garis perbatasan itu bahkan tidak terlalu tinggi untuk dilalui. Terlalu mudah berjalan melintasi garis itu, tapi butuh waktu sebelas tahun," ucap Kim kepada Presiden Moon Jae-in di dalam ruang pertemuan.
Ini memang merupakan perjumpaan pemimpin Korut dan Korsel pertama sejak sebelas tahun silam, ketika Presiden Roh Moo-hyun bertemu dengan Kim Jong-il pada 2007.
Pertemuan itu adalah tindak lanjut dari perjumpaan Kim Jong-il dan Presiden Kim Dae-jung pada 2000.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbincangan mengenai kemungkinan kesepakatan damai selalu menjadi agenda dalam kedua pertemuan yang dihelat di Pyongyang itu.
Secara teknis, kedua negara ini masih dalam status berperang karena Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Meski sudah menggelar dua pertemuan, asa perdamaian antara Korut dan Korsel selalu pupus di tengah jalan.
Kini, Kim pun berharap kedua negara dapat belajar dari pengalaman sebelumnya karena warga sudah menaruh harapan besar.
"Saya harap sebelas tahun yang hilang hingga hari ini tidak berlalu sia-sia, dan kita bisa bertemu lebih sering dan menyatukan pikiran dan sebelas tahun itu tidak akan sia-sia," katanya.
[Gambas:Video CNN]Melanjutkan pembicaraannya, Kim berkata, "Saya berharap dapat menulis bab baru di antara kita. Saya percaya kita dapat membuat awalan baru, dengan komitmen yang saya tunjukkan dengan datang ke pertemuan ini."
Menyambut pernyataan tersebut, Moon menyampaikan apresiasinya terhadap Kim karena menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang menjejakkan kaki di tanah Korsel.
"Kamerad Kim, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Anda melewati garis demarkasi militer. Itu tak lagi jadi simbol pemisahan, tapi simbol perdamaian. Saya ingin mengapresiasi keberanian dan keputusan yang Anda buat, Pemimpin Kim," katanya.
(has)