Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria menyerang para pejalan kaki dengan menggunakan pisau, di jantung
Paris, Prancis, Sabtu (12/5). Satu orang korban dikabarkan tewas. Pelaku kemudian ditembak mati petugas.
Serangan itu disebut terjadi di
Arrondissement atau Distrik kedua, Paris. Saat itu, lokasi yang merupakan pusat pertunjukan opera, bar, dan jajaran toko bermerek tersebut tengah dipenuhi warga yang menikmati akhir pekan.
Dilaporkan
Reuters, sebanyak empat orang warga mengalami cedera, dua orang di antaranya mengalami cedera parah. Sebanyak satu korban meninggal dunia. Para korban kini sudah dibawa ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seseorang menyerang lima orang di Distrik kedua Paris. Polisi segera campur tangan. Orang itu tewas," kata Pierre Gaudin, seorang pejabat senior di Prefektur Paris. "[Korban] yang lainnya mengalami luka parah, meninggal karena luka-luka itu," imbuhnya.
Sebuah sumber di kepolisian mengonfirmasi bahwa pelaku serangan menggunakan pisau sudah berhasil "dilumpuhkan". Pelaku kemudian tewas ditembak petugas. Namun, petugas belum menyebut soal motif penyerangan.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb, dalam cuitannya, menyebut penyerang di Paris itu "berdarah dingin". "Penyerang telah dinetralisasi oleh polisi," katanya, dikutip dari
AFP.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan belasungkawa bagi para korban dan menyatakan "salut atas keberanian para petugas kepolisian yang sudah menetralkan teroris".
"Prancis sekali lagi membayar dengan darah, namun tak menyerah satu inci pun kepada musuh-musuh kebebasan," cetus dia, melalui akun Twitter-nya.
Para turis dan warga mengaku terkejut melihat insiden itu. Mereka terpantau berkumpul di belakang garis batas pengamanan.
"Saya berada di teras kafe, saya mendengar tiga, empat tembakan. Itu terjadi sangat cepat," kata Gloria (47).
"Kemudian bartender mengatakan kepada kami untuk masuk secepatnya. Lalu saya pergi keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan kemudian saya melihat seorang pria [tersungkur] di tanah," imbuh dia.
Sebuah sumber di badan peradilan mengatakan pihak berwenang sedang meneliti opsi penanganan kasus ini oleh kantor kejaksaan anti-terorisme.
Diketahui, Perancis sebelumnya dalam kewaspadaan tinggi akibat serangkaian serangan yang dilakukan atau terinspirasi oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam tiga tahun terakhir. Ratusan orang tewas karenanya.
(arh)