Jakarta, CNN Indonesia -- Penasihat keamanan nasional
Amerika Serikat, John Bolton, mengaku yakin bahwa pertemuan Presiden
Donald Trump dan pemimpin Korea Utara
Kim Jong-un akan tetap berlangsung meski Pyongyang mengancam untuk mundur.
Kim Kye-gwan, Wakil Menteri Luar Negeri Korut sebelumnya menyatakan jika AS menyudutkan mereka untuk melucuti senjata nuklir secara sepihak, maka mereka akan mundur dari pertemuan.
Dalam wawancara dengan stasiun radio
Fox, Bolton menyatakan peluang KTT Trump-Kim Jong-un yang rencananya bakal digelar di Singapura pada 12 Juni akan berlangsung singkat jika Kim tidak menyetujui denuklirisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka tidak mengambil keputusan strategis bahwa mereka lebih aman tanpa senjata nuklir, pertemuan di Singapura akan berlangsung singkat," kata Bolton seperti dilansir
CNN, Rabu 16/5).
Kantor berita Korut,
KCNA secara langsung membidik pandangan Bolton soal perlucutan senjata nuklir. Mereka menolak jika Korut harus seperti Libya dan menyerahkan seluruh senjata nuklir secara sepihak.
Korut juga membatalkan pertemuan dengan Korsel yang sedianya berlangsung Rabu (16/5) dengan alasan masih berlangsungnya latihan militer Korsel-AS.
Bolton menyebut keputusan Korut untuk membatalkan pertemuan dengan Korsel membuat kecil hati dan bukti bahwa Pyongyang masih menerapkan kebiasaan lamanya.
Menurut Bolton, ancaman Korut untuk membatalkan pertemuan adalah pernyataan usang. "Saya terbiasa. Itu yang biasa dilakukan Korut dan pertanyaannya apakah mereka benar-benar serius ingin denuklirisasi," kata Bolton.
Sebelumnya, Trump mengaku tidak tahu soal kemungkinan batalnya KTT AS-Korut. "Saya belum melihat apa-apa dan tidak mendengar apa-apa," kata Trump. Saat ditanya apakah Kim Jong-un menggertak AS, Trump pun menjawab. "Kita lihat saja apa yang akan terjadi."
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders menyatakan Trump bersiap menghadapi negosiasi yang alot. "Kami masih berharap pertemuan akan terjadi dan kami akan terus mengejarnya, tapi pada saat yang bersamaan kami bersiap menghadap negosiasi yang alot," kata Sanders dalam wawancara dengan
Fox News."Presiden siap jika pertemuan terjadi. Jika tidak, kami akan meneruskan tekanan maksimum yang masih berlangsung," kata Sanders seperti dilansir kantor berita
Reuters.
[Gambas:Video CNN]Sanders juga menepis kekhawatiran soal Korut yang sengaja membidik Bolton. Korut tidak senang dengan rencana Bolton agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya dengan cepat seperti saat Libya melucuti senjata pemusnah massalnya. "Saya tidak melihat diskusi semacam itu, jadi saya tidak tahu bahwa itu model yang akan kami gunakan," kata Sanders kepada wartawan di Gedung Putih.
(nat)