ANALISIS

Mahathir Jadi PM, Hubungan Indonesia-Malaysia Tetap Sama

Natalia Santi | CNN Indonesia
Kamis, 24 Mei 2018 11:33 WIB
Hubungan Indonesia dan Malaysia pasca terpilihnya kembali Mahathir Mohammad sebagai perdana menteri diperkirakan tidak banyak berubah.
Hubungan Indonesia dan Malaysia pasca terpilihnya kembali Mahathir Mohammad sebagai perdana menteri diperkirakan tidak banyak berubah. (Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hubungan Indonesia dan Malaysia pasca terpilihnya kembali Mahathir Mohammad sebagai perdana menteri diperkirakan tidak banyak berubah. Meski saat negarawan yang kini berusia 93 tahun itu memerintah, kedua negara mengalami pasang surut.

Mahathir terpilih kembali menjadi Perdana Menteri setelah koalisi oposisi Pakatan Harapan yang dia pimpin berhasil menjungkalkan koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa selama enam dekade lewat pemilihan umum Malaysia, 9 Mei lalu.  Seusai dilantik Mahathir pun berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim, Ketua Umum Pakatan Harapan, yang telah dibebaskan dari penjara dalam dua tahun mendatang.

"Hubungan Indonesia-Malaysia dengan pemerintahan Mahathir tidak akan banyak berubah. Seperti diketahui hubungan RI-Malaysia sejak dulu pasang surut bahkan sering terjadi ketegangan," kata pengamat hubungan internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ratna Sophie Inayati saat dihubungi CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia memberi contoh masalah sengketa pulau Sipadan Ligitan yang akhirnya dimenangkan Malaysia saat dibawa ke Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice/ICJ). Berbagai masalah yang kerap menjadi ganjalan hubungan Indonesia-Malaysia seperti sengketa blok Ambalat di Selat Makassar, masalah tenaga kerja Indonesia (TKI), masalah pembalakan liar, tapal batas diperkirakan masih akan membayangi kedua negara.

"Saya rasa semua itu tidak mengubah kebijakan Mahathir terhadap Indonesia," kata Ratna. Meski begitu dia menilai kedekatan Mahathir dengan tokoh-tokoh Indonesia bisa mengurangi potensi ketegangan. "Juga kedekatan Anwar Ibrahim dengan Indonesia akan berdampak positif ke depan.

Adapun peneliti LIPI lainnya, Alfitra Salam, mengaku yakin siapapun pemimpin Malaysia akan menjaga hubungan baik dengan Idnonesia. "Siapapun perdana menterinya pasti berhubungan baik ke Indonesia. Kunjungan pertama ke luar negerinya pasti ke Indonesia," kata Alfitra.


Selama ini, menurut anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPU) tersebut, ada kedekatan batin antara Indonesia dan Malaysia di antara anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). "Indonesia dengan Malaysia paling dekat," kata dia.

Meski kedua negara kerap terlibat sejumlah masalah seperti TKI, masalah perbatasan, atau soal hak cipta, Alfitra menilainya sebagai hal yang lumrah. "Secara makro dasar hubungannya bagus. Apa pun juga persoalannya bisa diselesaikan secara informal," kata dia.

[Gambas:Video CNN]

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER