Kim-Trump Batal Jumpa, Korsel Sebut Korut Tetap Denuklirisasi

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 25 Mei 2018 09:19 WIB
Korsel mengklaim bahwa Korut tetap mengupayakan denuklirisasi meski pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Kim Jong-un dibatalkan.
Menteri Unifikasi Korsel, Cho Myoung-gyon, Korut tetap mengupayakan denuklirisasi meski pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Kim Jong-un dibatalkan. (AFP Photo/Jung Yeon-Je)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan mengklaim bahwa Korea Utara tetap berupaya melakukan denuklirisasi sesuai dengan perjanjian dalam Deklarasi Panmunjom, meski pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Kim Jong-un dibatalkan.

"Tampaknya [Korea Utara] masih tulus mewujudkan perjanjian itu dan mengupayakan denuklirisasi serta pembangunan perdamaian," ujar Menteri Unifikasi Korsel, Cho Myoung-gyon, sebagaimana dikutip kantor berita Yonhap, Jumat (25/5).

Cho pun memastikan bahwa "pemerintah kami akan melakukan bagian kami untuk mewujudkan Deklarasi Panmunjom."
Deklarasi itu adalah hasil akhir dari pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Korsel, Moon Jae-in, pada 27 April lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu sorotan utama dalam deklarasi tersebut adalah kesepakatan kedua negara untuk mengambil langkah yang diperlukan demi denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.

Sejak saat itu, Korut menunjukkan komitmen untuk melakukan denuklirisasi, salah satunya dengan menghancurkan situs nuklir mereka di hadapan wartawan internasional.
Selain itu, deklarasi ini juga menjamin komitmen Korut dan Korsel untuk berdiskusi dengan pihak terkait untuk membahas perjanjian damai.

Selama ini, Korut dan Korsel masih dalam status berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

AS dan Korut sendiri sebenarnya masih membuka pintu damai meski Trump sudah membatalkan pertemuan dengan Kim yang semula direncanakan digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang.
Di akhir surat pembatalan yang dikirimkan ke Kim pada Kamis (24/5), Trump menulis, "Jika Anda berubah pikiran terkait pertemuan puncak yang paling penting ini, jangan ragu untuk menelepon atau menulis untuk saya."

Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Kim Kye Gwan, pun menyatakan bahwa negaranya masih membuka diri untuk berdialog dengan AS.

"Pengumuman pembatalan pertemuan itu tak kami harapkan dan kami sangat menyesalkan itu. Kami menyatakan kepada AS keinginan kami untuk duduk bersama kapan pun untuk memperbaiki masalahnya," katanya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER