Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya tujuh orang, termasuk tiga anak, tewas akibat erupsi terbesar gunung api Fuego dalam empat dekade terakhir, Minggu (3/6). Aktivitas vulkanik di
Guatemala itu juga melukai hampir 300 orang lainnya.
Gunung api Fuego, yang namanya berarti 'api' dalam bahasa Indonesia, memuntahkan aliran lava panas sejauh 8 kilometer dan mengeluarkan asap hitam tebal serta abu yang menghujani ibu kota dan kawasan lain.
Jenazah korban dalam keadaan hangus tergeletak di sisa-sisa muntahan gunung api itu, sementara para petugas menangani korban lain yang terluka parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu adalah sungai lava yang meluap dan melanda desa Rodeo. Ada beberapa korban luka, terbakar dan meninggal dunia," kata Sergio Cabanas, sekretaris jenderal badan penanggulangan bencana Guatemala, dalam siaran radio yang dikutip
Reuters, Senin (4/6).
"Kami telah mengonfirmasi tujuh korban tewas, empat orang dewasa dan tiga anak, yang kini telah dibawa ke kamar jenazah," kata Mario Cruz, juru bicara relawan pemadam kebakaran.
Cabanas mengatakan salah satu korban tewas adalah pegawai kantornya. Dia juga mengatakan 3.100 orang telah dievakuasi dari area sejauh ini.
Puluhan video bermunculan di media sosial dan televisi setempat, menunjukkan kehancuran yang terjadi.
Salah satu video yang dipublikasikan Telediario, diduga diambil di desa El Rodeo, menunjukkan tiga jenazah di atas aliran lava, saat petugas berupaya menyelamatkan lelaki lanjut usia yang terselimuti abu dan lumpur.
"Sayangnya El Rodeo sudah terkubur dan kami belum bisa mencapai desa La Libertad karena lava dan mungkin ada orang yang meninggal di sana juga," kata Cabanas.
Dalam video lain, seorang perempuan yang tampak kelelahan nyaris tertelan lava yang tumpah di atas ladang jagung.
"Tidak semua orang bisa selamat. Saya rasa mereka terkubur," kata Consuelo Hernandez kepada Diario de Centroamerica.
(aal)