Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Guatemala menghentikan upaya pencarian korban letusan Gunung Fuego, Minggu (17/6). Sedikitnya 110 orang tewas dan 197 asih hilang pasca letusan sejak dua pekan lalu.
"Upaya pencarian dihentikan sepenuhnya di sejumlah kota-kota, San Miguel, Los Lotes dan El Rodeo di kawasan Escuintla, zona tak berpenghuni dan berisiko tinggi," kata Badan Penanganan Bencana Guatemala CONRED, Senin (18/6).
Gunung Fuego yang dalam bahasa Spanyol berarti 'Gunung Api', meletus empat hingga lima kali sehari menebarkan abu tebal hingga ketinggian 4,7 kilometer di atas permukaan laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Escuintla mengoperasikan 12 tempat penampungan bagi hampi 2.800 pengungsi yang rumahnya ditelan abu dan lumpur. Lebih dari 770 orang lainnya tinggal di penampungan terdekat.
Banyak penyintas atau korban selamat yang kehilangan hampir seluruh anggota keluarganya. Seperti dialami Teresa de Jesus Barillas.
Dengan mata wanita berkaca-kaca, Barillas menyebutkan 18 nama kerabatnya yang hilang. Nenek berumur 52 tahun itu menangis saat menyebut nama ayah, lima saudara kandung, suami, anak-anak mereka dan cucunya. Mereka semua berada di San Miguel Los Lotes ketika abu dan batu vulkanik berhamburan menyelimuti kota kecil itu.
Di tengah pemandangan mengerikan, beberapa tanda kehidupan sehari-hari tetap ada. Pakaian menggantung di jemuran, ayam-ayam menjerit di kandang yang berselimut abu tebal.
Mobil-mobil yang terbakar tampak dipenuhi dengan beberapa barang yang dapat diambil pemiliknya. Sampah-sampah bertumpuk di sisi jalan. Juga ban-ban yang berubah menjadi genangan karet dan baja yang meleleh.
Saat letusan terjadi pertama kali awal Juni lalu, Barillas tidak menyangka dirinya bakal selamat.
"Saya pikir anak-anak saya akan kehilangan saya, karena saya tidak bisa lari tetapi anak-anak saya terus berkata, 'Bu, ayo, lari! Ayo! Ayo,' tapi saya tidak bisa lari," kata Barillas kepada
CNN.Tidak ada peringatan bahwa gunung berapi akan meletus pada hari Minggu sore itu, sampai dinding lava, abu dan gas beracun jatuh dan sampai ke pemukiman masyarakat yang terletak di sisi gunung.
Seperti mukjizat, Barillas dan beberapa keluarganya berhasil melarikan diri. Tetapi dia sekarang tersiksa oleh rasa bersalah karena dia selamat, sementara yang lain tidak.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana CONRED dikecam karena dianggap gagal mengeluarkan pengumuman dini guna menghindari korban yang lebih banyak.
"Belasan anak yang menderita luka parah akibat letusan akan mendapat perawatan medis di Amerika Serikat dan Meksiko," kata Presiden Guatemala Jimmy Morales.
Enam anak yang menderita luka parah dirawat di Rumah Sakit Shriners di Galveston, Texas, "Anak-anak terbakar abu," kata Dr. Steven Wolf, kepala staf rumah sakit.
"Terperangkap dalam awan abu, maka partikel dari abu itu menyebabkan kontak yang menimbulkan luka bakar," kata Wolf.
 Foto: REUTERS/Carlos Jasso |
Cedera yang dialami anak-anak tersebut "mengancam hidupnya," dan rumah sakit akan memberikan operasi, perawatan, rehabilitasi dan dukungan psikologis.
Petugas rumah sakit tidak akan memberitahukan cedera yang dialami kepada anak-anak korban letusan Gunung Fuego tersebut, termasuk usia mereka.
(rgt/nat)