Jepang Desak Rusia Kurangi Militer di Kepulauan Sengketa

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 02 Agu 2018 02:35 WIB
Kepulauan sengketa menyebabkan Rusia dan Jepang tidak menandatangani pakta perdamaian untuk mengakhiri Perang Diunia Kedua.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera mengatakan Tokyo meminta Rusia mengurangi aktivitas militer di pulau-pulau sengketa di Pasifik, setelah Moskow menambah kekuatan di sana untuk merespons potensi ancaman.

Sengketa wilayah atas kepulauan yang dikenal sebagai Kuril di Rusia, dan Wilayah Utara di Jepang berlangsung sangat sengit, sehingga Moskow dan Tokyo belum menandatangi perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Dunia Kedua.

Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, setuju mengerahkan pesawat-pesawat tempur Rusia di salah satu pulau yang disengketakan pada Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu mempercepat militerisasi di tengah memanasnya hubungan antara Moskow dan Tokyo karena penempatan sistem rudal Amerika Serikat Aegis.


Moskow juga mengerahkan sistem anti-rudal terbaru di kepulauan tersebut, dan berencana membangun pangkalan angkatan laut sambil meneruskan pembicaraan tentang wilayah sengketa.

"Kami sudah meminta Rusia untuk mengambil langkah khusus, karena Rusia membangun potensi militernya di empat pulau utara," kata Onodera seusai bertemu dengan mitranya, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu di Moskow.

Uni Soviet merebut pulau-pulau itu dari Jepang di akhir Perang Dunia Kedua.

Onodera menegaskan bahwa stasius pertahanan rudal balistik Aegis bertujuan untuk mempertahankan Jepang dan tidak mengancam Rusia.


Rusia khawatir bahwa Jepang mengizinkan Washington mengunakan wilayahnya sebagai pangkalan militer Amerika Serikat di Asia Utara dengan dalih untuk melawan Korea Utara.

Presiden Rusia, Vladimir Putin akan bertemu Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pada September mendatang di Vladivostok, Wilayah Timur Jauh Rusia. (cin/nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER