Jakarta, CNN Indonesia -- Seruan "Allahu akbar" terdengar dalam acara pemakaman secara Katolik para korban jembatan runtuh di sebuah kapel darurat, di
Genoa, Italia, Sabtu (18/8).
Dalam insiden yang terjadi Selasa (14/8) ini,
setidaknya 38 orang tewas, termasuk dua orang muslim Albania.
Pemakaman ini dihadiri oleh para pejabat tinggi Italia, termasuk Presiden Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Giuseppe Conte serta Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang imam diundang ke upacara itu. Dia memimpin beberapa menit doa yang diselingi oleh empat kali seruan "Allahu akbar" yang menggema.
"Komunitas Muslim Genoa, Liguria, dan seluruh Italia berdoa semoga perdamaian akan menyertai Anda semua," kata imam itu, di depan ribuan pelayat yang berkumpul di dalam ruang penuh bunga tempat 19 peti jenazah dijajarkan itu.
"Kami dekat dengan kalian semua," imbuhnya, ketika tepuk tangan meriah di dalam kapel itu.
"Genoa akan mampu bangkit kembali. Genoa kami, yang dalam bahasa Arab berarti 'si cantik'," ucap sang imam.
Dilaporkan oleh AFP, Italia saat ini dikuasai kaum sayap kanan dan terlihat ada peningkatan jumlah serangan terhadap orang asing dan kaum Muslim.
Sebelumnya, Jembatan tol Morandi di
Genoa diduga memiliki masalah konstruksi sejak awal pembangunannya pada 1960-an.
Situs spesialis bidang teknik
Ingegneri.info mengatakan jembatan Morandi seharusnya mampu bertahan setidaknya satu abad. Namun, struktur jembatan yang tak proporsional menjadi beban pemeliharaan selama ini, khususnya dalam hal memperbaiki retakan dan degradasi beton.
Dalam insiden jembatan ambruk ini, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat masih mengeluarkan jenazah dari mobil sesaat sebelum pemakaman negara dimulai.
(arh)