Jakarta, CNN Indonesia -- Dua anggota kepolisian Jerman diskors karena diduga mengacungkan salam hormat ala pemimpin
Nazi,
Adolf Hitler.
Kepolisian menyatakan bahwa kedua anggota polisi itu melakukan salam Nazi dan berteriak memprotes kebijakan imigrasi negara di sebuah bar di kota Rosenheim pada Kamis (30/08/18), berdasarkan keterangan seorang saksi mata.
Selain petugas polisi itu, seorang satpam terlihat ikut berpartisipasi melakukan tanda hormat Nazi. Mereka dijatuhi hukuman skors dan sedang diperiksa oleh aparat.
Jerman memang memiliki undang-undang ketat mengenai ujaran kebencian dan simbol Nazi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, insiden ini juga dikhawatirkan dapat meruncingkan perdebatan mengenai rasisme dan membangkitkan kembali perlawanan sayap kanan, terutama setelah peningkatan arus imigram Muslim tiga tahun lalu.
Politikus Jerman menyerukan aksi nyata untuk memerangi rasisme dan diskriminasi terhadap warga asing setelah kelompok skinhead terlibat bentrokan dengan kepolisian pada Minggu lalu, di mana seorang pria diduga ditusuk oleh dua imigran.
Kepolisian kemudian mengidentifikasi kedua pelaku itu berkewarganegaraan Irak dan Suriah. Mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan yang diperlihatkan kep-ada kelompok anti-Islam, PEGIDA.
Setelah mengacungkan salam Nazi, para anggota kelompok skinhead lantas mengejar orang-orang yang terlihat seperti warga asing, kemudian berkelahi dengan petugas kepolisian.
Kebocoran surat perintah penangkapan ini meningkatkan kecurigaan mengenai hubungan kepolisian dengan sejumlah kelompok ekstrem kanan, termasuk PEGIDA.
"Kami tidak akan membiarkan kubu ekstrem kanan menyusup ke masyarakat," kata Menteri Kehakiman, Katrina Barley, kepada Bild am Sonntag pada Minggu, dan meminta otoritas setempat menyelidiki kelompok ekstrem kanan di Saxony.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, menerapkan "kebijakan terbuka" bagi imigran dengan menerima 1,6 juta pengungsi selama 4 tahun, yang dianggap memecah belah bangsa Jerman.
Arus pengungsi ini meningkatkan popularitas partai anti-imigran, Alternatif untuk Jerman (AfD), yang berhasil mendapatkan kursi di parlemen untuk pertama kalinya dalam pemilu tahun lalu berkat kampanye bahwa Islam tak sesuai dengan konstitusi Jerman.
Setidaknya 8.000 orang mengikuti aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh AfD dan kelompok anti-Islam PEGIDA di Chemnit pada minggu (2/9)). Kubu sayap kiri kemudian mengadakan demonstrasi yang dihadiri oleh 3.000 orang.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa mayoritas orang berdemonstrasi dengan damai.
Kalangan sayap kiri akan mengadakan konser di Chemnit pada Senin untuk menolak xenofobia dan kebencian terhadap para pengungsi.
(sab/has)