Siswa SD dan SMP di Perancis Dilarang Pakai Ponsel di Sekolah

Eka Santhika | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 07:13 WIB
Pemerintah Perancis telah memberlakukan larangan penggunaan ponsel di sekolah untuk siswa SD dan SMP mulai kemarin.
Ilustrasi (REUTERS/Stephane Mahe)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perancis memberlakukan larangan penggunaan perangkat elektronik di sekolah. Perangkat elektronik ini termasuk ponsel, tablet, juga smartwatch. Aturan ini diloloskan Juli lalu di parlemen dan mulai diberlakukan ketika anak-anak ini kembali bersekolah kemarin, Senin (3/9).

Peraturan yang dilegalkan di bawah pemerintahan dibawah pemerintahan Emmanuel Macron ini berlaku bagi anak sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP). Sementara untuk anak sekolah menengah tingkat atas (SMA) yang berusia 15-18 tahun bisa dikenakan larangan total atau sebagian. Meski demikian, larangan ini tak bersifat wajib.

Dikeluarkannya aturan ini bukan tanpa kontroversi. Perdebatan sengit telah berlansung terkait pemberlakuan larangan tersebut. Para pendukung aturan ini menyebut bahwa pelarangan ini akan mengurangi distraksi di ruang kelas, melawan tindak perundungan (bullying), dan mendorong anak-anak agar lebih aktif bergerak selama jam istirahat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir ini adalah hal yang baik," jelas Marie-Caroline Madeleine (41) kepada AFP ketika mengantarkan anaknya di hari pertama ke sekolah menengah di Paris.

"Ini adalah tanda yang baik bahwa 'sekolah adalah tempat untuk belajar', bukan tempat untuk bersama ponsel mereka," tambahnya. "Sangat sulit mengatur remaja, Anda tidak bisa mengendalikan apa yang mereka lihat dan hal ini sangat merisaukan saya sebagai orang tua."

Hampir 90 persen warga Perancis di usia 12 sampai 17 tahun memiliki ponsel. Para pendukung aturan ini berharap larangan ini bisa mencegah tersebarnya tindak kekerasan dan pornografi di antara anak-anak.

Menteri pendidikan Jean-Michel Blanquer membanggakan aturan ini sebagai "hukum di abad ke-21". Aturan ini juga dipercaya bisa meningkatkan kedisiplinan dari 12 juta murid di Perancis.

"Bersikap terbuka dengan teknologi bukan berarti kita menerima penggunaannya begitu saja," jelas Blanquer di Juni lalu ketika Undang-undang tersebut tengah diuji di parlemen.

Namun para kritikus menyebut bahwa aturan ini hanyalah praktik kehumasan yang dilakukan pemerintah. Mereka juga skeptis aturan itu akan bisa diterapkan.

Pemerintah menyerahkan kebijakan kepada sekolah apakah mereka akan menerapkan aturan ini atau tidak. Sekolah diimbau agar meminta para murid untuk menyimpan ponsel mereka di loker selama siswa berada di sekolah atau menonaktifkannya. Namun, tak semua sekolah memiliki loker.

Penelitian menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di Perancis telah melarang siswa untuk membawa ponsel ke sekolah. Namun, banyak dari siswa yang melanggar aturan tersebut.

Reformasi pendidikan

Ketika ia telah terpilih, Macron (40) menjanjikan reformasi besar-besaran termasuk di sektor pendidikan. Saat ini pemerintah Perancis juga menjanjikan untuk mengurangi jumlah hari bersekolah menjadi 4 atau 4,5 hari.

Tadinya, hari Rabu digunakan sebagai hari ekstrakurikuler. Tapi, saat ini tidak akan ada sekolah sama sekali di hari itu. Sebanyak 85 persen kota di Perancis telah memilih untuk menerapkan hal ini.

Ia juga telah mengurangi jumlah siswa di dalam kelas di daerah tertinggal. Dari sebelumnya 25 siswa dalam satu kelas, menjadi hanya 12 orang. Hal ini dilakukan untuk mencegah keluarnya (drop out) anak-anak dari sekolah tingkat dasar dan mengurangi absensi mereka.

Sebelumnya, pemerintah telah menguji hal ini kepada siswa SD kelas 1 dan diklaim berhasil. Sehingga kebijakan ini kin idiberlakukan kepada 190.00 murid SD di Perancis. Namun, beberapa sekolah mengeluhkan kurangnya ruangan kelas yang bisa mereka pakai, seperti dilaporkan France24

Di sisi lain, pemilihan mahasiswa yang bisa masuk di universitas juga kian selektif. Sehingga memengaruhi jumlah mahasiswa yang bisa masuk kampus tahun ini.

Sebelumnya, aturan serupa sempat diberlakukan di New York, Amerika Serikat. Namun pada 2015, Walikota Bill de Blasio tidak memberlakukan lagi larangan untuk membawa ponsel di sekolah. Alasannya terkait masalah keamanan dan orang tua harus terus terhubung dengan anak-anak mereka.

Berbagai sekolah di seluruh dunia tengah bergulat dengan meningkatnya kepemilikan ponsel diantara para murid. Para orang tua juga khawatir dengan kondisi waktu yang dihabiskan anaknya untuk menatap layar perangkat mungil itu. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER