Jakarta, CNN Indonesia --
Israel menganggap negosiasi bersama
Palestina untuk meredam ketegangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat tak berguna. Melalui menteri pertahanannya, Avigdor Lieberman, Israel menyebut bahwa pembicaraan dengan Palestina tak akan mengalami kemajuan.
"Saya sadar seluruh negosiasi, seluruh mediator, dan semua yang sedang terjadi di sana. Terlepas dari mereka (Palestina) berada di Ramallah atau Gaza, negosiasi tidak akan membawa kita kemana-mana," kata Lieberman, Rabu (5/9).
Dia menyebut Israel berhak bertindak secara unilateral demi membendung bentrok antara militernya dan Hamas di Gaza. Hamas merupakan salah satu fraksi besar Palestina. Keduanya sempat bentrok di perbatasan selama beberapa bulan terakhir.
"Seluruh negosiasi selama ini hanya menggiring kita semua kepada jalan buntu. Karena itu kami perlu bertindak terkait isu Palestina-terkait Ramallah dan Gaza-serta menentukan realita secara unilateral berdasarkan pemahaman kita."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Lieberman itu menanggapi tekanan Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendesak gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Meski begitu, dalam kesempatan tersebut, Lieberman menekankan pentingnya meningkatkan hubungan perdagangan dan perhubungan dari dan menuju Jalur Gaza. Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan aktivitas militan lainnya di wilayah itu.
"Rata-rata warga Gaza yang khawatir tentang mata pencahariannya dan soal bagaimana memberi makan keluarganya harus paham bahwa siapa pun yang berpartisipasi dalam kegiatan teror membahayakan mata pencahariannya," ujar dia.
"Keamanan dan ketenangan membawa manfaat ekonomi," jelasnya seperti dikutip AFP.
Ketegangan di Jalur Gaza terus memanas selama beberapa bulan terakhir. Ketegangan memburuk ketika ribuan warga Palestina menggelar aksi damai rutin memprotes pendudukan Israel pada akhir Maret lalu.
Militer Israel diduga menggunakan gas air mata bahkan menembaki pemrotes yang dianggap "mengancam" wilayahnya.
Setidaknya 169 warga Palestina dilaporkan tewas oleh Israel sejak 30 Maret lalu. Sementara satu tentara Israel tewas ditembak oleh penembak jitu Palestina pada Juli kemarin.
Kekerasan di Gaza tersebut memicu kecaman dari dunia internasional. Sejumlah negara dan organisasi pemerhati hak asasi manusia mendesak PBB membuka penyelidikan terkait dugaan pelanggaran HAM militer Israel di Gaza.
(eks)