Jakarta, CNN Indonesia -- Advokat hak asasi manusia di
Amerika Serikat akan mengajukan tuntutan untuk memperpanjang waktu
pemilihan umum sela di Arizona dan Georgia karena ada keterlambatan proses pemungutan suara di kedua negara bagian itu.
Sejumlah pengacara dari Komite HAM di Bawah Hukum AS mengatakan kepada
Reuters bahwa mereka meminta waktu tambahan dua jam untuk 50 tempat pemungutan suara di Arizona dan Georgia) yang seharusnya ditutup pada Selasa (6/11) pukul 21.00 waktu setempat.
Menurut para pengacara dari komite tersebut, keterlambatan ini kebanyakan terjadi karena mesin penghimpun suara yang sudah usang.
Akibat masalah mesin ini, proses pemungutan suara menjadi sangat lamban. Antrean warga pun masih terlihat mengular beberapa saat sebelum waktu pemungutan suara habis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintahan negara bagian Georgia, Candice Broce, mengatakan bahwa otoritas setempat sedang menyelidiki penyebab kerusakan alat pemungutan suara tersebut.
Namun, para warga sudah mulai tidak sabar. Seorang warga di Georgia, Shirley Thorn, mengaku harus menunggu hingga empat jam untuk menggunakan hak pilihnya.
"Saya harus menggunakan hak pilih saya karena pemilu ini sangat penting," ucapnya kepada Reuters.
Pemilu kali ini memang dianggap penting karena dapat menentukan nasib kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump selanjutnya.
Dalam pemilu kali ini, partai tempat Trump bernaung, Partai Republik, dibayangi kekalahan dari Partai Demokrat sehingga tak dapat menempati kursi mayoritas di parlemen.
Jika Demokrat menguasai parlemen, Trump diperkirakan bakal sulit menjalankan agenda politik dan kebijakannya di sisa masa jabatannya.
"Pemilu sela ini biasanya membosankan. Namun, sekarang pemilu ini jadi hal penting," ujar Trump sehari menjelang pemilu sela.
(has)