Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden nomor urut 02,
Prabowo Subianto, dianggap tak paham posisi politik luar negeri RI terkait
Palestina setelah ia menyebut bahwa rencana pemindahan kedutaan besar Australia untuk Israel ke
Yerusalem bukan masalah bagi Indonesia.
Peneliti dari The Middle East Institute, Zuhairi Miswari, menganggap pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu justru membenarkan langkah kontroversial yang mampu merusak proses perdamaian antara Israel-Palestina tersebut.
"Sikap Prabowo tidak tegas dan cenderung tidak berpihak pada kemerdekaan Palestina. Prabowo jelas-jelas tidak paham sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina padahal sikap RI selama ini jelas dan tegas perihal isu ini," ucap Zuhairi kepada
CNNINdonesia.com pada Jumat (23/11).
Zuhairi juga menganggap pernyataan Prabowo malah "memberi angin segar kepada negara-negara lain untuk memindahkan kedutaannya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yerusalem selama ini menjadi salah satu sumber konflik antara Israel dan Palestina, di mana kedua belah pihak sama-sama mengklaim kota suci bagi tiga agama itu sebagai ibu kota masa depan mereka.
Intelektual Muda Nahdhlatul Ulama (NU) itu juga menganggap pernyataan Prabowo tersebut "sangat aneh dan bertentangan dengan sikap mayoritas warga Indonesia."
Senada dengan Zuhairi, Kepala Program Studi Timur Tengah Pascasarjana Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menganggap pernyataan Prabowo tersebut menunjukkan ketidakpekaan terhadap politik luar negeri RI dan posisi pemerintah dalam melihat isu Israel-Palestina.
Yon menganggap pernyataan Prabowo malah menunjukkan pelemahan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
"Pernyataan Prabowo menimbulkan persepsi publik bahwa capres ini kurang memiliki kepekaan terhadap politik luar negeri RI terutama menyangkut masalah Palestina," kata Yon kepada
CNNIndonesia.com.
"Seharusnya, sebagai kandidat capres, yang nanti jika memenangkan pemilu akan menjalankan politik luar negeri RI, harus melihat posisi Indonesia selama ini dalam melihat isu internasional, terutama konflik Palestina-Israel."
Pernyataan tersebut diutarakan Zuhairi dan Yon menanggapi komentar Prabowo yang menyebut Indonesia seharusnya menghormati kedaulatan Australia, termasuk soal rencana Negeri Kangguru memindahkan kedutaannya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Prabowo menyampaikan pernyataan itu saat berbicara di Forum Ekonomi Indonesia di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (21/11).
Dalam kesempatan itu, Prabowo bahkan menganggap rencana kontroversial Australia itu bukan lah masalah bagi Indonesia.
"Saya tidak melihat itu (relokasi kedutaan) sebagai masalah untuk Indonesia," katanya seperti dikutip
Brisbane Times.
"Menyangkut relokasi kedutaan, saya belum melihat keputusan akhir Australia terkait pemindahan kedutaannya ke Yerusalem. Sebagai pendukung Palestina, Indonesia tentunya punya opini sendiri terkait ini, tapi Australia juga merupakan negara independen dan berdaulat, kita harus menghormati mereka."
(rds/has)